icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SUAMIKU SAINGANKU

Bab 3 Terikat Tanpa Cinta

Jumlah Kata:1046    |    Dirilis Pada: 17/11/2024

ri menuju ruang kelas dan melihat Arga berdiri di depan pintu, dengan ekspresi yang sama cema

kan?" tanyaku, berusa

natap jam tangannya dengan serius

terlambat seperti ini,

nuh ketegangan. "Kalau saja kamu tidak menghabiskan wakt

la, kamu juga tidak memberikan penjelasan tenta

ku juga tidak tahu kamu akan berganti pakaian sebanyak

ami berdua berdiri di sana, saling menatap dengan marah. Tidak ada yang mau mengalah. Sam

pangan. Keterlambatan kalian aka

nggalkan kelas menuju lapangan. "Bagus sekali, kit

untuk menyelesaikan masalah kita," jawab Ar

lari dan melakukan berbagai gerakan, ketegangan di antara kami mulai mereda. Arga, mesk

i. Kita hanya perlu bertahan sedikit lag

asa terima kasih. "Kamu juga tidak perlu terus-menerus me

emas. Latihan fisik pagi ini sangat melelahkan, dan aku berusaha keras untuk

tetapi semuanya terasa lambat se

buatku tidak bisa bergerak dengan cepat. Bola itu mengenai tubuhku, dan

ahku dengan panik. Dia segera memba

an keseimbanganku. Dunia terasa berputar, dan pandanganku

Kepalaku terasa sedikit berat, tapi yang lebih mengejutkan adalah sosok pria berseragam basket yang

ranya agak serak. "Sorry ya, tadi gue nggak sengaj

sedikit oleng. "Aku ngga

tanya lemah karena belum makan, ya? Gue beliin makanan buat lo, sekalian tanda

kamu, Kak." Aku menunduk

mataku bertemu dengan tatapannya. "Santai aja. Ini semua

ah terpaku, menatap wajahnya lebih lama dari seharusnya. Ada sesuatu di balik

n padaku? Apa dia melakukan hal ini

urnya, mengembalikan

alihkan pandangan, mencoba menyembuny

n menghapus sisa-sisa momen yang terasa hampir sempurna. Padahal, di

s?" tanyaku, menghentikan sendokan mak

beneran nggak apa-apa

lan. "Aku udah ba

masuk kelas sekarang." Dia

... terima kasih, ya. Udah nolongin aku lagi," ucapku tul

ya. Jaga diri lo baik-baik." Dia berlalu, meninggalkan jejak perhatia

ang bergejolak di dalam hatiku. Antara rasa syukur, bin

uara Arga yang datar tiba-tiba

anpa ekspresi. Tatapannya dingin seperti biasa, tapi kali ini ada sesu

lan, masih bingung

n pandangan tajam tapi tenang. "Liatin aja, ternyata ya

idak memutar mata. "Aku

kkan kekhawatiran yang mungkin tersirat. Dia seperti biasa,

asih sedikit tersisa. "Ngapain sih? Nggak a

cuma pengen tahu, udah nggak ada masalah lagi, k

nunduk sedikit, merasa kesal karena n

tar. Dia tidak bicara apa-apa lagi, hanya m

u, membuatnya be

kan kecil sebelum meninggalkan ruangan, m

pada saat-saat seperti ini. Aku bisa merasakan, m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka