icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SUAMIKU SAINGANKU

Bab 2 Ketua OSIS Dingin

Jumlah Kata:989    |    Dirilis Pada: 17/11/2024

i dan memandang gedung sekolah yang megah di depanku. Sekolah ini tidak asing bagiku, aku sudah melihatnya

di masuki oleh kalangan elite, sekarang menjadi tempatku belajar. Rasa b

memindahkan aku ke sini? Padahal me

dan melirik jam tangan.

m tahu di mana kelasku. Dengan buru-buru, aku berl

terjatuh dengan keras ke lantai, map berisi surat-suratku berhamburan.

eorang perempuan yang jelas-j

uasan di wajahnya, bersama dua temannya yang ikut tertawa. Salah s

an, pakai mata! Ja

, geng berkuasa yang sudah kudengar dari Yuni, tetanggaku. Katan

ya yang selalu menjadi pusat perhatian, ia juga dikenal karena sifatnya yang kejam. Di sampingnya berdiri Siska, ta

, berniat cepat-cepat pergi. Namun saat aku hendak

uekin kita!" bentakn

u," gumamku, mencoba

apa gue?" Ericka mendekat, menarik daguku k

ap tenang, "tapi berhati setan!

sung mengangkat tanga

pindahan gak

epat. Mataku tertutup rapat, sudah siap

h Siska dan Dinda, kini terasa bebas. Perlahan, ak

k terlalu besar. Tangannya menahan tangan Ericka yang hampir mengenai wa

anya singkat, t

Dengan enggan, dia menarik tangannya dan mengajak kedua temannya pergi tanpa

" ucapku pelan

anku, dia berbalik dan pergi begitu saja, seakan aku tidak penting. Aku terdiam d

u, dan melanjutkan langkahku menuju ruang kelas.

ius dan dingin. Siapa sangka, dia akan menjadi sainganku di

suara terkejut Agra memban

i buruk dalam tidurku. Namun kenyataannya, ini ada

cauan. Alarm pagi membangunkan kami dari tidur yang nyenyak, dan aku langsung merasakan ketegang

dah berada di sana. Kami saling bertatap muka melalui kaca pintu kamar mandi yang tertutup, dan t

nik dari luar kamar mandi, su

kamar mandi. Ia keluar dengan rambut basah yang masih menetes, mengenak

anya, nadanya terdengar sediki

gan kecepatan kilat. Di luar, terdengar langkah-langkah kaki Arga yang mondar-mandir di kamar. Set

rama pagi ini," suara Arga dari balik pin

eskipun hanya seteguk susu putih. Arga sudah ada di sana, berdiri sambil mengunyah roti bakar dengan ekspresi serius di wa

kali ini suaranya lebih tenang, tapi jel

usu dingin. Kami makan dalam diam, dan suasana terasa tegang, seperti ada banyak hal yang belum terucap

rlari ke mobil. Suara langkah kami di trotoar bergema dalam kehen

akan berpisah sebelum sampai di gerbang sekolah. Jangan sa

acam apa

n jari telunjuknya di bibirku. "Buka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka