Terjebak Pesona Anak Teman Mama
engan tergesa. Napasnya masih terenga
, menambah hangat suasana hari itu. Nadia tersenyum
aki di halaman sekolah, suara fami
t, untung belum bel masuk lho!" suara Lisa, sahabat
-ngomporin deh, ini bukan salah gue deh sepe
n klasik lo, Nad. Basi tahu! Nanti ketahuan
u lah gue, buat apa juga gue mau di
. "Takut juga Lo t
Bk males banget deh gue diceramahin panjang lebar k
tahuan hari ini tapi yang gue takut
uh? Gue
he
, dan Lisa tersenyum k
Nad, orang ini y
n diam saja mere
man segala
ut. 'astaga malah
percakapan mereka. "Lo yang telat datang
a muda, berseragam rapi dengan emblem Ketua OSI
t, jangan salahkan kalau say
usan lo? Emangnya hidu
p dingin, ia menunjuk kening Nadia,
Termasuk lo Nadia Anindita. Gue catat lo te
ma lo ya! Berani banget lo ancam gue wa
egitu saja tanpa mau mendengar t
k lo!
a telat, tidak bunuh oran
in membalas dengan lebih tegas,
anti jadi masalah kepanjanga
ngong sumpah malah pake nunjuk kening gue
sama dia. Dia itu, kan, Ketua OSIS! Ay
kuasa! Cih menyebalkan!" gumamnya pelan, meski Lisa hanya
ka dan Nadia, gue tidak mau Nadia terkena m
as mulai tenang. Guru Matematika, Bu Anita
nak," sapa Bu Anita
u!" Semua siswa
uru matematika itu
n alat tulis kalian, dan jangan coba-coba beran
ruh kelas me
bu kok u
u ketemu
saja
k ada tapi-tapian buat kalian se
di sebelah Nadia,
idak ada pelajaran yang lebih manus
l sambil mengeluarkan bu
MTK, kok. Seru tahu, coba
ia dengan tatapa
Kok suka pelajaran berhitung beg
ecil dengan menan
s mulai serius, pin
To
masuk dengan langkah tergesa. Ia menghela na
saya harus mengantar mama ke r
hami situasi. "Baiklah. Duduk dan mulai ujian
uknya. Lisa langsung menyenggol Nadi
kolahan gue. Baik banget sih antar mamanya
ya sambil menahan tawa.
get intinya, Nad. Orangnya beda sama cowok-cowok l
at bel istirahat berbunyi, seluruh
ung ketika langkah mereka terhenti. Ra
! T
tin, tidak nih?" tanyany
angan. "Tentu saja! Boleh
alu peduli, meski melihat ekspresi sahabatn
uju kantin, memilih tempat
n dulu. Ada yang mau
a teh manis," jaw
isa dengan senyum yang masih
isa terus tersenyum dan memb
keserupan
bilang keserupan sih,
senyum mulu deh, di k
d, gue itu lagi pa
ya lo
g, suasana makan m
i makana
asih
sama N
tang, Makasih ya
"Ya, sama-sama Lisa,
an dengan lahap. Nadia
riakan kecil terden
Mereka
rnodai ketam
Ganten
disambut dengan sorakan
benar pasti deh setiap mereka le
la sekolah lagi? Pasti sok keren, apalagi itu sok osis itu b
gnya, mengikuti arah pandan
h, jadi pasti seperti itu sih, h
sal sumpah, mana itu oran
edengaran dia lagi
nghela napas. Hari itu baru saja dimulai, ta
aduk Mie ayam de
Nadia dengan alis berke
. "Kenal lah gue, dia itu g
e, Leon!" Raka menim
apaan coba? Ema
a dia itu emang se
uga tapi tidak membuat gue ilfiel sama dia,
ak salah nih?
um berani deketin dia. Walau imut dia juga galak sih. Hehe, gue cuma kadang
k pelan dengan
a?" Leon berucap d
ue
pa lagi , kan gu
a. Yang ada gue kesal sama dia. Nyolot banget sama gu
u tahu gue Raka di nyoloti
tidak usah ba
sam