Terjebak Pesona Anak Teman Mama
gan, tetapi wajahnya menunjukkan
ka, yang masih berdiri mema
pur urusan gue!" gerutu Nadia sambi
ergeser sejenak oleh rasa sakit. Ia menatap N
gun. "Nadia, kamu jangan begitu!" tegurnya, namun
s. "Aku mau ke kelas dulu Yah." ucapnya s
leh ke arah Raka. "Maafkan anak saya
etapi ia hanya menggeleng pelan. "Ti
Raka. "Kamu ini baik sekali,
akit di kakinya, langsung membeku. "Menant
ita lihat nanti," katanya dengan nada bercanda, tetapi e
. Wajahnya menunjukkan sedikit kebingungan, tetapi ia segera menggelen
meraih ponselnya dan menelepon seseorang. Sua
lpon jam segini," ucap G
u dengan Raka itu lho," k
k itu ya Mas? Serius Mas?
untuk Nadia apalagi Nadia anak kit
a. "Hehe, aku sih setuju sih dan harus tetap terla
matikan panggilan dan melajukan mobilnya dengan santai, perasaannya tenang sudah
*
Nadia bersungut-sungut sa
toilet benar-benar me
atif ya? Harus banget hukuman begini," gum
ul dengan membawa sebotol air mineral. "Hei, capek banget ke
Makasih, Lis. Lo selalu tahu caranya biki
u duduk di dekat Nadia. Tidak la
an wajah santai s
ucap Rafka sambil du
ya tidak bisa disembunyikan. "Iya, habis
sikap Lisa. Ia tahu temannya itu
r kalau lo serem gitu, bukannya enak di pandang tapi ka
awa kecil. "Santai aja, Nad.
engan kedua tangannya. "Diam lo!" s
ra melepaskan bekapan itu dengan wajah yang masih memerah. "Ka
ihat reaksi temannya. "Maaf
ereka bertiga. Itu adalah Raka, yang baru sa
Nadia dan Rafka, yang
nnya. Wajahnya tetap datar seperti
kedekatan Nadia dengan Rafka membuat
h benci melihat Nadia
sam