Terjebak Pesona Anak Teman Mama
tap datar meski hatinya berkecamuk hebat. Pikiran tentang M
idak lain adalah ayahnya Maria, M
aik saja?" tanyanya denga
itu dengan pandangan kosong, la
i sebelah Raka, men
k akhirnya a
Maria. Papa harap kamu bisa mema
engan jelas. "Lakukan saja, Pa Toh, aku tida
tampak khawatir. Malik hanya tersenyu
ka dengan tatapan penuh pengertian, s
ng dulu," ujar Mario dengan
aafkan jika ada sikap Raka yang kurang
enyum. "Tidak apa-apa, Malik. Anak muda memang m
Malik dengan lembut s
singkat, lalu men
bih baik, Raka, dan semoga bahagia s
anpa berkata apa-apa, lalu be
a dengan pandangan sendu, mer
mereka dalam perjalanan pulang. "Raka, Papa tahu ini
penumpang, hanya memalin
menjelaskan. Aku sudah bilan
mbuat Malik te
jang, menyadari betap
pun menjadi hening sepa
ra turun dari mobil dan melangk
ramah, namun hanya mendapat a
ntu dengan keras, membuat beberapa pelayan
ak
Tuan?" Salah satu
i itu." ujar Malik pelan, mencoba
diri untuk segera istirah
dan langsung menuju meja tempat
n melanjutkan hidup bukan aku bermasud melupakanmu tapi Maria ada wanita yang baik da
sedang tersenyum dengan aksi k
rumahnya, memandang sekeliling untuk memastikan sit
ara deheman. Nadia menoleh dengan terkejut,
u loncat di pagar ini!" ujar
, bersedekap dengan
kesal. "Apa p
b, Raka berja
terus berontak dari tarikan Raka dan
adia membikin
melihat Nadia seperti i
Raka s
rada di ruang BK. Guru BK mengge
embuat masalah," ujar gu
menolak untuk bicara
n Nadia sambil memasang wajah datar. "Diam saja, ya? B
mun langkah seseorang yang masuk ke ruangan mengh
n sopan. "Saya sudah diberi
uk dan mempersil
si lebih ketat. Kami sering mendapa
uan anak saya. Saya akan lebih memperhatikannya lagi da
man bagi Nadia untuk membersihka
utu sambil memasang wajah kesal. "Hukuman be
engan wajah kes
ang disalahin, Papa juga tida
ar dari ru
a kamu memang salah, Nadia. Kamu harus be
engan suara keras, namu
u sama Ayahmu," ujar Raka, yang tiba-tiba
engan kesal, namun t
ng samar menatap Raka yang bersede dada di t
sam