icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MAWAR BERDURI

Bab 2 Pertemuan Tak Terduga

Jumlah Kata:1825    |    Dirilis Pada: 08/11/2024

yumnya yang misterius, dan caranya berbicara membuat Maria merasa ada sesuatu yang menggugah. Dalam hati, ia merasa konyol

i seni yang baru dibuka di pusat kota. Ia pernah mendengar dari seorang teman bahwa pameran ini menampilkan lukisa

ukisan-lukisan berjejer di sepanjang dinding, dengan permainan warna dan detail yang

gambarkan perasaan yang tak terucapkan, membuatnya hanyut dalam dunia seni yang memukau. Namun, tiba-tiba ia merasak

tu dengan wajah serius. Namun, saat matanya bertemu dengan Maria

suaranya rendah namun ramah. "Tak

h cepat. "Aku juga tidak menyangka," balasnya

"Ya, aku selalu tertarik pada karya-karya yang bisa mem

-tiba galeri ini terasa lebih berwarna, lebih hidup. Mereka melanjutkan percakapan, berpindah dari satu lukisan ke lukisan

ngan warna-warna gelap dan terang yang kontras, seolah menggambarkan perasaan yang saling bertola

karena kita semua punya sisi yang tak pernah kita tunjukkan pada orang lain. S

lirih. "Kadang aku merasa seperti terjebak dalam kehidupan ya

i sebelumnya. "Setiap orang punya hak untuk

hatinya. Ia tahu perasaan ini mungkin salah, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang tak bisa

kafe kecil di dekat sini," Raka

tapi akhirnya meng

dan tenang, dengan suasana yang mirip seperti pertemuan pertama mereka. Setelah memesan kopi, merek

tipis. "Aku jarang menghabiskan waktu seperti in

a butuh melarikan diri dari rutinitas, meskipun hanya sebentar. Hidup

Raka mengucapkannya dengan sederhana, namun

ia, mencoba mengalihkan pembicaraan. "Ap

baik. Pekerjaan yang memuaskan, teman-teman yang peduli... tapi kadang aku mer

keterhubungan yang semakin

gkin seseorang yang bisa mengerti diriku apa adanya. Yan

a tahu bahwa ia telah melangkah terlalu jauh. Perasaan yang ia rasakan untuk Raka semak

tersenyum padanya, mengusir kecanggungan yang mulai

mbunyikan perasaan yang berkecamuk di dala

m dirinya yang berubah-seolah Raka telah menyentuh bagian dari dirinya yang bahkan tak pernah ia ketahui ad

menghadapi perasaan ini? Apakah ia siap dengan risiko yang m

i tengah segala kebimbangan dan keraguannya, satu hal yang ia

. Ada sesuatu tentang pria itu yang begitu memikat, begitu misterius, hingga membuatnya merasa hidup dengan cara yang belum

a itu melirik sebentar ke arah Maria lalu kembali fokus ke dokumenn

katanya singkat, masih me

melihat suaminya seakan lebih memperhatikan kertas-kertas di tangan

, tapi ia berusaha untuk tidak mempermasalahkannya. Ia berjalan ke dapur, membuka kulkas

hilang dari hidupmu?" tanya Maria tiba-tiba, b

menatapnya, wajahnya tampak

kita merasa hidup. Sesuatu y

unya kehidupan yang baik, Maria. Rumah yang nyaman,

ati karena seolah-olah kebutuhan emosionalnya dianggap sepele. Tapi ia hanya me

galeri seni tadi seperti membuka sisi dirinya yang telah lama terkubur. Ia merasa ada sesuat

ndangannya yang penuh pemahaman, terus membayang dalam pikirannya. Di sela-sela aktivitas sehari-hari, ia mendapati d

rinya mengetik pesa

pakah kamu s

berpikir mungkin saja ia bertindak terlalu jauh. Tapi beberapa m

a sesuatu yang bi

seperti remaja yang baru

sanya ada banyak hal yang belu

ntar sebelum

ang cukup tenang. Bagaimana kal

epohonan yang rindang dan suara burung-burung menciptakan suasana damai, seperti sebuah oasis di tengah hiruk-

pria itu tampak tenang namun penuh pesona. Raka tersenyum begitu m

Raka sambil menunjuk meja deka

an keakraban yang lebih dalam. Percakapan mereka mengalir lancar, menyentuh berbag

a, memperhatikan senyuman Maria yang ta

a bisa jadi diriku sendiri di hadapanmu. Aku bisa bic

ke arah Maria. "Setiap orang layak untuk didenga

u intens. Untuk beberapa saat, keduanya terdiam, memb

bertanya, "Kenapa kamu selalu tampak mem

sa tersesat. Aku tahu rasanya berada di tempat yang tidak k

. Ia merasa seperti menemukan seorang teman jiwa, seseorang yang

lan. "Untuk... semuanya. Untuk memb

ia dengan lembut. "Kamu tidak perlu berterima kasih, Maria. Aku

ah lebih jauh dari yang seharusnya, bahwa ia telah membuka hatinya pada pria lain. Tapi saat itu,

ya bisa dipahami oleh mereka berdua. Di akhir pertemuan, saat mereka berpisah, Maria menyadari satu h

nya. Namun, ia tak bisa membohongi diri sendiri bahwa kebersamaan dengan Raka adalah hal

atau apakah ini hanya sekadar bunga yang akan segera layu. Namun, satu hal yang ia tahu pasti: pertemuan

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka