MAWAR BERDURI
cermin, matanya tertuju pada wajahnya yang sedikit kuyu, dengan mata yang terasa berat. Ia tak bisa berhenti memik
h dengan rasa sakit. Pria itu, kekasih pertamanya, telah meninggalkan luka yang hingga kini masih
onselnya berdering. Sebu
ingin kubicarakan. Aku akan menunggumu d
ng telah lama ia inginkan: perhatian, pengertian, dan sebuah kebebasan dari luka y
K
hanya terdengar alunan musik jazz lembut di latar. Di salah satu sudut, ia melihat Raka s
enyum. "Kamu datang," ucapnya, dan
engannya. "Apa yang ingi
iba-tiba, tapi aku ingin kamu tahu... kamu berarti bagi aku, Maria. Aku tahu, mungkin kita berada
agiaan dan ketakutan. "Raka, aku... aku merasa hidup bersamamu. Tapi kamu ta
inginanmu, Maria," jawab Raka dengan lembut. "Aku hanya ingin ja
ebih dalam dan lebih bermakna dibandingkan apa yang selama ini ia dapatkan. Namun, ada perasaan
r padaku... kenapa kamu begitu tertarik
anya berkilat. "Kamu ingi
erasakan detak jant
ngah kebahagiaan, masih menyimpan kedalaman emosi yang luar biasa. Aku tertarik pada itu, pada luka y
g menyembuhkan diri masing-masing? Seolah mereka berdua terperangkap da
yang hanya mencari pelarian. Aku ingin menjadi seseorang yang benar-be
aku boleh jujur... aku ingin lebih dari sekadar pelarian. Aku ingin jadi sesu
alan yang ia pilih bersama Raka penuh risiko dan ketidakpastian. Meski ha
ya dengan hangat. "Apapun yang kamu putuskan, Maria, aku akan ada di
ini hilang dari hidupnya. Tapi ada juga perasaan asing, sesuatu yang membuatnya
njadi oranye kemerahan. Maria menatap ke luar jendela, merasa dir
sesuatu yang memaksanya untuk kembali menghadapinya. Dan mungkin, bersamanya atau tanpanya,
Yang ia tahu, perjalanannya baru saja dimulai, dan ada lebih b
si, ada kenyamanan yang ia temukan dalam genggaman itu, rasa diterima yang selama ini ia cari. Nam
hampir tenggelam dalam hiruk-pikuk h
n dalam, seolah dapat membaca isi hatinya
ya begitu lembut namun sarat makna. "Apakah bi
g yang selama ini ia sembunyikan, rasa tak pernah cukup yang terus menghantuinya. Ia tahu, ia tengah be
ku katakan?" Maria menatap pria di hadapannya dengan sorot mata bin
a di depannya. "Kadang-kadang kita tidak perlu banyak bicara untuk memaham
k mata pria itu. Untuk pertama kalinya, ia melihat sesuatu yang rap
"Aku tak ingin menjadi alasan di balik kebingunganmu. Tapi di saa
angan yang melanda, ia menyadari bahwa ia dan Raka mungkin adalah dua jiwa yan
aku merasa kosong. Adrian adalah suami yang baik, tapi aku merasa... aku tidak
atian. "Dan itu adalah alasan kenapa kita berte
ang lembut namun penuh gairah. Detik-detik terasa melambat saat mata mer
ersalah kembali menghantui. "Aku tak ta
n yang berkecamuk dalam diri Maria. "Aku mengerti. Aku tak
akan kehilangan mendalam. Raka adalah seseorang yang mengerti dirinya lebih dari siapapun selama i
ma dari sakunya dan meletakkannya di meja. "Kalau suatu saat kamu b
ang. Meski hanya sebuah kartu kecil, benda itu seak
Maria dengan suara lirih, s
lum pergi, ia menatap Maria sekali lagi, seol
... untuk saat ini," uj
n saat Raka melangkah pergi, ia merasakan kehilangan yang dalam,
lis jelas nomor teleponnya, dan entah kenapa, kartu itu terasa seperti kunci bagi sesuatu y
tusan yang besar. Dan di balik setiap keputusan, selalu ada kons
ambu