icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
MAWAR BERDURI

MAWAR BERDURI

Penulis: ELESER
icon

Bab 1 Kebosanan yang Mencekam

Jumlah Kata:1571    |    Dirilis Pada: 08/11/2024

. Dari balik kaca, dia melihat taman kecil di halaman belakang yang mulai tertutup bayangan. Semua tertata rap

, penyayang, dan bertanggung jawab. Dalam banyak hal, dia suami yang ideal. Namun, entah kenapa, Maria merasa a

h untuk Maria. Dia tersenyum lembut, memberikan cang

pi kekosongan yang semakin mencuat dari dalam dirinya. "Aku bai

elas merasakan ada sesuatu yang tak biasa. "Akhir

merasa... mungkin sedikit bosan saja," jawabnya perlah

h lengan Maria dengan lembut. "Kamu tahu, aku bisa mengaja

ya. Masalahnya bukan hanya keinginan untuk bepergian; ada sesuatu yang lebih dalam, perasaan yang tidak bisa diatasi h

kirkan, Maria?" tanya Adrian

Aku hanya merasa... ada yang hilang dalam hidupku. Aku bahkan tidak tahu apa

amar terlihat di mata Maria. "Mungkin kamu hanya terlalu lelah dengan rutinitas. K

ri ia merasa dirinya semakin tenggelam dalam kesunyian yang tak terucap. Meskipun dia hidup bersama p

nari-nari di dinding karena pantulan cahaya dari lampu jalan. Ia merasa asing dalam rumahnya sendiri, seolah berada da

ku?" gumamnya, berbica

ia, penuh cinta dan harapan. Maria mengusap permukaan kaca bingkai foto itu dengan ujung

ternyata belum benar-benar tidur dan berdiri di

an pelan, suaranya terdengar l

rusaha terlihat tenang. "Aku hanya tidak bisa

uduk di sampingnya. "Apa ka

tak pahami sepenuhnya. "Terima kasih, tapi... mungkin aku hanya perlu waktu," jawabnya, sambil memandang

mnya erat. "Kita bisa melewati ini ber

mereka. Mungkin pernikahannya memang baik-baik saja, tapi ia tetap merasa ada yang hilang. Ada bagian dari dirinya yang menginginkan

ah. Ia tak tahu bagaimana, tapi ia merasa bahwa kebosanan ini, kekosongan in

n, seolah membisikkan janji rahasi

r jendela terasa mengganggu, bukannya menenangkan. Ia berjalan ke dapur, menyiapkan sarapa

angat seperti biasanya. Ia mencium pipi Maria,

a Adrian sambil menuangkan

mayan," jawabnya, tanpa men

ya, tapi ia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. Mereka duduk dalam keheninga

ebelum keluar pintu, ia melirik Maria yang berdiri di

aik saja?" tanya A

kegelisahannya dengan senyum kecil

lang lebih cepat. Kita bisa nonton fil

ski di dalam hati ia ragu hal-hal kecil seperti itu bis

enyum atau berpura-pura baik-baik saja. Ia kembali ke jendela, memandangi jalanan kosong. Lalu, entah dari mana,

ta yang ramai. Ia melangkah tanpa tujuan, membiarkan kakinya membawa ke mana saja. Toko-toko di sepanjang

besar yang menghadap ke jalan, dihiasi dengan tanaman-tanaman hijau dan bunga-bunga segar. Tanp

a tampak berbeda-seolah ada sesuatu yang misterius di balik wajahnya yang tenang. Pria itu memilih duduk di meja y

tapan pria itu kemudian bertemu dengannya. Senyuman sa

dukkan pandangannya ke cangkir kopinya, t

tiba-tiba bertanya, suaranya tenang namun

a diajak bicara. "Oh... tidak, ini pert

nya. "Sama denganku. Tempat ini memang menarik, tena

enekan untuk berbicara lebih jauh. Namun, sebelum ia sempat

katanya sambil m

eraniannya, tapi akhirnya membala

ah mencoba menembus permukaan, membaca

membuat Maria merasa dilihat, benar-benar diliha

Raka sambil meminum kopinya, melanju

k. "Ya, cukup d

" katanya sambil menatap ke luar jendela. "Kita bu

ka memahami apa yang ia rasakan, sesuatu yang bahkan Adrian tak bisa meng

, meski ada hasrat untuk membuka di

kat tentang kota yang mereka tinggali. Maria mulai merasa nyaman, seolah bersama Raka ia bis

muan singkat, pertemuannya dengan Raka terasa seperti angin segar di tengah hidupnya yang monoton. Ia tahu perasaan itu salah, bahwa ia telah meng

perasaan bersalah yang menyiksa, tapi juga dalam kerinduan akan sesuatu yang lebih. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan

ingin membuat keputusan bukan berdasarkan harapan orang lain, tetapi berdasarkan keinginannya sendiri. Dan mesk

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka