MAWAR BERDURI
. Dari balik kaca, dia melihat taman kecil di halaman belakang yang mulai tertutup bayangan. Semua tertata rap
, penyayang, dan bertanggung jawab. Dalam banyak hal, dia suami yang ideal. Namun, entah kenapa, Maria merasa a
h untuk Maria. Dia tersenyum lembut, memberikan cang
pi kekosongan yang semakin mencuat dari dalam dirinya. "Aku bai
elas merasakan ada sesuatu yang tak biasa. "Akhir
merasa... mungkin sedikit bosan saja," jawabnya perlah
h lengan Maria dengan lembut. "Kamu tahu, aku bisa mengaja
ya. Masalahnya bukan hanya keinginan untuk bepergian; ada sesuatu yang lebih dalam, perasaan yang tidak bisa diatasi h
kirkan, Maria?" tanya Adrian
Aku hanya merasa... ada yang hilang dalam hidupku. Aku bahkan tidak tahu apa
amar terlihat di mata Maria. "Mungkin kamu hanya terlalu lelah dengan rutinitas. K
ri ia merasa dirinya semakin tenggelam dalam kesunyian yang tak terucap. Meskipun dia hidup bersama p
nari-nari di dinding karena pantulan cahaya dari lampu jalan. Ia merasa asing dalam rumahnya sendiri, seolah berada da
ku?" gumamnya, berbica
ia, penuh cinta dan harapan. Maria mengusap permukaan kaca bingkai foto itu dengan ujung
ternyata belum benar-benar tidur dan berdiri di
an pelan, suaranya terdengar l
rusaha terlihat tenang. "Aku hanya tidak bisa
uduk di sampingnya. "Apa ka
tak pahami sepenuhnya. "Terima kasih, tapi... mungkin aku hanya perlu waktu," jawabnya, sambil memandang
mnya erat. "Kita bisa melewati ini ber
mereka. Mungkin pernikahannya memang baik-baik saja, tapi ia tetap merasa ada yang hilang. Ada bagian dari dirinya yang menginginkan
ah. Ia tak tahu bagaimana, tapi ia merasa bahwa kebosanan ini, kekosongan in
n, seolah membisikkan janji rahasi
r jendela terasa mengganggu, bukannya menenangkan. Ia berjalan ke dapur, menyiapkan sarapa
angat seperti biasanya. Ia mencium pipi Maria,
a Adrian sambil menuangkan
mayan," jawabnya, tanpa men
ya, tapi ia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. Mereka duduk dalam keheninga
ebelum keluar pintu, ia melirik Maria yang berdiri di
aik saja?" tanya A
kegelisahannya dengan senyum kecil
lang lebih cepat. Kita bisa nonton fil
ski di dalam hati ia ragu hal-hal kecil seperti itu bis
enyum atau berpura-pura baik-baik saja. Ia kembali ke jendela, memandangi jalanan kosong. Lalu, entah dari mana,
ta yang ramai. Ia melangkah tanpa tujuan, membiarkan kakinya membawa ke mana saja. Toko-toko di sepanjang
besar yang menghadap ke jalan, dihiasi dengan tanaman-tanaman hijau dan bunga-bunga segar. Tanp
a tampak berbeda-seolah ada sesuatu yang misterius di balik wajahnya yang tenang. Pria itu memilih duduk di meja y
tapan pria itu kemudian bertemu dengannya. Senyuman sa
dukkan pandangannya ke cangkir kopinya, t
tiba-tiba bertanya, suaranya tenang namun
a diajak bicara. "Oh... tidak, ini pert
nya. "Sama denganku. Tempat ini memang menarik, tena
enekan untuk berbicara lebih jauh. Namun, sebelum ia sempat
katanya sambil m
eraniannya, tapi akhirnya membala
ah mencoba menembus permukaan, membaca
membuat Maria merasa dilihat, benar-benar diliha
Raka sambil meminum kopinya, melanju
k. "Ya, cukup d
" katanya sambil menatap ke luar jendela. "Kita bu
ka memahami apa yang ia rasakan, sesuatu yang bahkan Adrian tak bisa meng
, meski ada hasrat untuk membuka di
kat tentang kota yang mereka tinggali. Maria mulai merasa nyaman, seolah bersama Raka ia bis
muan singkat, pertemuannya dengan Raka terasa seperti angin segar di tengah hidupnya yang monoton. Ia tahu perasaan itu salah, bahwa ia telah meng
perasaan bersalah yang menyiksa, tapi juga dalam kerinduan akan sesuatu yang lebih. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan
ingin membuat keputusan bukan berdasarkan harapan orang lain, tetapi berdasarkan keinginannya sendiri. Dan mesk
ambu