DUA WAJAH DI BALIK CINTA
a selama lima tahun. Namun, di balik kesempurnaan itu, Arga menyembunyikan rahasia yang tidak diketahui siapa pun, bahkan
g, hanya terdengar suara sendok beradu dengan piring. Arga tampak tenang, namun pikirannya b
ara di kantor lagi?" tanya Rina
"Iya, ada rapat dengan klien sampai malam. Mungkin aku akan
tipis. "Kamu sering banget pulang telat akhi
lasan yang tampak masuk akal. "Aku akan coba cepat pulang. Lagipul
Melati, kekasih rahasianya, yang selalu menanti dalam kesunyian. Hari itu, Arga telah berjanji untuk bertem
mengenakan gaun hitam sederhana, rambutnya tergerai lembut. Senyuman
a," kata Melati
alu datang untukmu," ucapnya dengan lembut, namun ad
n kamu akan memberitahunya, Ga? Kita nggak bisa te
jawabannya. "Aku butuh waktu, Mel. Kamu tahu, ini nggak mudah. Rina... dia istri y
masih mencintai Arga terlalu dalam untuk pergi. "Aku hanya ingin kita
meja. "Aku akan selesaikan ini. Percaya
ga tahu, waktunya untuk menyeimbangkan dua dunia ini semakin terbatas. Semakin sering ia bertemu
initasnya sebagai suami. Saat tiba di rumah, Rina menyambutnya
guslah, aku sudah siapkan makan malam
Rina, ia diingatkan akan kebahagiaan yang mereka miliki. Namun, di balik s
n ke Bali bulan depan. Ia tampak bersemangat merencanakan waktu untuk me
rasmu di kantor, aku ingin kita punya waktu berdua, jauh
ku juga merasa butuh waktu untuk kita berdua," katanya, meski
atu sisi, Rina adalah istrinya, wanita yang telah berbagi kehidupan dengannya selama bertahun-tahun. Di sisi lain, Mel
rlihat penuh kegelisahan. Pikirannya terus bergulir tentang bagaimana ia akan menghadapi kehidupan ganda
irik layar ponselnya dan melihat nama Melati terpampa
. Kapan kita bi
ang menyeruak di dalam dirinya, tapi sekaligus kerinduan yang tak bisa diabaikan. I
u usahakan ada w
ga, potret kebahagiaan yang kini terasa begitu jauh dari kenyataan. Di salah satu foto, ia dan Rina terlihat tersenyum bahagia saat liburan di
ikan layar ponselnya dan memasukkannya ke dalam laci meja. Pintu ruang k
a lembut sambil mengusap mat
tai. "Masih ada beberapa pekerjaan yang
gun dan lihat kamu nggak ada di tempat tidur. Jangan terlalu ke
merasa lebih bersalah. Namun, ia tetap menjaga senyumannya. "Aku ngga
kan tangannya dan mengusap punggung tangan Arga. "Aku tahu kamu kerja
gejolak emosi yang semakin berat. "Ak
sudah, jangan terlalu lama. Be
hongan yang semakin sulit dibendung. Hati kecilnya tahu bahwa ia tak bisa terus menjalani
kantor, namun pikirannya tertuju pada pertemuannya dengan Melati siang itu. Melati telah menjadi bagia
memperhatikan pergerakannya. Ia tiba di sebuah kafe yang terpencil, tempat di mana ia dan Melati sering bertemu untuk
emandang ke luar jendela. Ketika Arga masuk, senyuman Melati se
gan lembut, menatap pria
a dan meraih tanganny
mbut. "Aku nggak bisa terus begini, Ga. Setiap kali kita bertemu, aku
, aku tahu ini berat buat kamu. Aku juga merasakannya. Tapi aku butuh
yang sedikit bergetar. "Aku juga mencintaimu, Arga. Ta
bahwa pada akhirnya, ia harus membuat keputusan, namun pikiran u
. "Tapi ini tidak mudah. Aku... aku n
ir jatuh. "Jadi sampai kapan aku harus menunggu, Ga?
dengan kenyataan yang pahit. Tidak ada jawaban yang
kan menemukan cara. Tapi, beri aku sedikancur. Pertemuan mereka siang itu berakhir dengan sunyi, m
us berkecamuk. Dua dunia yang ia bangun mulai runtuh pelan-pelan, dan ia tahu, cepat atau lambat, semuanya akan terb
tidak ada yang salah. Dan untuk pertama kalinya, Arga merasa ketakutan yang
ambu