DUA WAJAH DI BALIK CINTA
eberang meja, Rina sibuk mengoleskan selai pada roti bakar sambil bercerita tentang rencana liburan keluarga
ke vila di Puncak, kan?" tan
memaksa senyum. "Oh, ya, tentu
pasti butuh istirahat dari semua pekerjaan itu. Aku su
i-senyuman manisnya, tatapan penuh gairah, dan percakapan yang begitu berbeda dari kesehariannya bersama Rina. Bersama Melati, ia merasa bebas, seakan terbebas
ntor, Arga hanya bisa duduk di sana, termenung. Pikirannya terpecah di ant
di pusat kota, tempat yang telah menjadi rahasia mereka selama beberapa bulan terakhir. Begit
," bisik Melati, mat
alah yang lebih kuat dari biasanya. "Aku juga, Mel," jawabnya
natap wajah Arga dengan serius.
temen, menatap pemandangan kota di bawahnya. "Mel... Aku ngga
erubah dalam sikap Arga. Ia mendekat, memegang le
lah, Mel. Setiap kali aku pulang ke rumah, melihat Rina... Aku tahu aku sedang menyakiti sese
ang mulai menggelora. "Jadi, apa yang kamu in
tas yang selalu ia hindari. "Aku cinta sama Rina," jawabnya pelan, hampir tak terd
kini terdengar penuh emosi. "Tapi k
gan. "Aku nggak tahu, Mel. Aku benar-benar nggak ta
gak bisa terus begini, Arga. Aku butuh kepastian. Kalau kamu benar-benar men
k dalam dua cinta yang sama-sama berarti baginya. Di satu sisi, ada Rina, istrinya yang setia dan
ujar Arga akhirnya. "Tapi aku butuh waktu. A
ak bisa menunggu selamanya, kan? Aku mencintaimu, Arga, tapi a
alam hatinya. Ia tahu Melati benar, namun ia juga tahu ba
k bersama di meja makan, dan suasana tampak tenang. Namun, bagi Arga, setiap kata yang
ari baju renang baru. Kamu ikut
e pertemuannya dengan Melati siang tadi. "Kamu bela
apa-apa. Tapi jangan lupa, nanti malam k
uk pelan. "Iy
an dua dunia ini akan segera habis. Sesuatu harus berubah, dan Arga belum siap menghadapi kenyata
a, napasnya tenang dan teratur. Arga menatap langit-langit kamar mereka dengan mata yang ter
aimana ia bisa mengkhianati wanita yang begitu mempercayainya, yang begitu mencintainya tanpa syarat? Tapi, di si
uang tamu, berharap udara malam bisa menenangkan pikirannya yang kacau. Setelah duduk di sofa, ia mengambil
skan secepatnya. Aku nggak bisa t
apatkan jawaban. Tapi, apa yang harus ia katakan? Mengakhiri semuanya dengan Melati berarti kehilangan seseorang
m, lalu mulai mengetik balasaepastian, dan aku janji akan memutuskannya s
tup wajahnya dengan kedua tangan. Setiap keputusan terasa salah. Ia tahu
biasa, namun beban di hatinya semakin berat. Ketika ia samp
Aku mencintaimu, tapi aku juga nggak mau jadi penyeba
n pikirannya terus terperangkap dalam kebingungan yang semakin menyesakkan. Selama ini, ia be
unyi, tempat yang biasa mereka datangi agar tidak mudah terlihat oleh orang lain. Melati suda
emandangnya dengan tatapan serius. "
a yang tepat. "Aku... aku masih belum bisa menga
k sebelum kembali menatap Arga. "Berapa lama
h rasa bersalah. "Aku sendiri nggak ingin kita terus-terusan
ahit. "Bagaimana dengan aku, Arga? Kamu pik
lu hanya membuat situasi semakin rumit. Namun, semakin ia mencoba berpikir jern
sah. "Aku nggak bisa terus begini, Ga. Aku ng
n lebih dari ini-lebih dari sekadar hubungan rahasia yang diselimuti kebo
gelam dalam gemuruh emosi yang ia rasakan. "Aku janji, aku aka
ahwa ia mencintai Arga, namun juga tak bisa terus hidup dalam bayang-bayang. "Baik," katanya pelan.
Arga. Ia tahu bahwa waktu untuk menunda sudah habis. Keputusan harus se
gan Rina yang terpajang di dinding. Dalam foto itu, mereka berdua terlihat begitu bahagia, penuh harap
lah Arga. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya
an itu ada kepedihan yang mendalam. "Aku ba
bahu Arga. "Jangan terlalu keras pada dirimu sen
ersalah yang terus menghantui semakin menguat. Betapa baiknya R
i kenyataan. Keputusan harus segera dibuat. Namun, apapun yang ia pi
ambu