KETIKA CINTA MENYIMPANG
k di sofa, memeluk bantal empuk sambil menatap kosong ke arah jendela. Suara detak jam dinding ya
seolah berharap suaranya bisa menembus kesi
perhatian Sarah. Sebuah pesa
pa kabar? Sudah lama
mengurungnya. Sarah: Baik, Rina. Hanya saja... Dimas la
ras pada diri sendiri.
cepat. Sarah: Iya, boleh jug
a Dimas masih sering menghabiskan waktu bersamanya-berjalan-jalan di taman, menonton film bersama, atau sek
nya. Sarah berdiri dan melangkah menuju dapur, berharap bisa menemukan Dimas di
suaranya bergetar, ha
Hanya keheningan
pertama, suara kunci yang berputar di pintu membuat jantungnya berdebar. Dimas masuk
gi," katanya, menyapa dengan se
" jawab Sarah pelan, berusaha menahan
ngan cepat. "Tadi ada meeting yang tak ter
intih. "Tapi aku merasa kita sudah jarang berbica
dengan tatapan bingung. "Kita bisa berbicara
Dia ingin berteriak, tetapi suara itu terjebak di tenggorokannya. Alih-al
a, suara yang ham
cah kesunyian. "Bagaimana jika kita pergi makan m
Dimas menjawab sambil melihat ponselnya,
rsamamu," pinta Sarah, nad
untuk kita. Aku akan mencoba mencari waktu,
aku tidak penting bagimu lagi?" Dia
lamunannya. "Tentu saja kau penting. Tapi... kadang a
nya hampa. "Kau tahu apa yang aku butuhkan saat i
ut dengan kata-kata Sarah. "Aku akan
"Aku hanya ingin kita kembali seperti dulu. Seperti pasang
mnya erat. "Aku akan berusaha. Maafkan a
dar janji-janji kosong. Saat Dimas melanjutkan percakapan tentang pekerjaan, pikiran Sarah mela
himpit hatinya semakin dalam, dan mungkin, hanya waktu
g tamu. Dia duduk di sofa dengan pikiran yang melayang. Rasa sunyi mulai merayapi jiwa
rgerak cepat, mengetik pesan untuk Rina. Sarah: Aku butuh waktu un
ik, balasan Rina muncul. Rina: Kau bisa! Mari kit
a. Dia menatap keluar jendela, melihat lampu-lampu kota yang berkelap-kelip di kejauha
g setelah momen canggung sebelumnya. "Aku sudah memikirkan apa yang kau katakan,"
aku merasa kita lebih sering bicara ten
ang-kadang, aku terlalu fokus pada pekerjaan
air mata. "Dimas, aku merasa kesepian. Aku
berkata dengan nada lembut. "Aku
pekerjaanmu?" Sarah merasa tertekan, dan emosinya tak tertah
minta maaf jika kau merasa begitu. Aku berjanji akan berusa
ana? Kau selalu memiliki alasan untuk tidak ada di sini. Apa
suara detakan jam dinding. Dimas akhirnya berkata, "Apa
u nonton film? Sesuatu yang sederhana," p
lakukannya akhir pekan ini. Aku akan p
eraguan masih menghantui pikirann
tiran. Namun, saat Dimas pergi ke kamar mandi, dia merasakan kepulan rasa cemas meny
pa kau ada wakt
gu dengan berdebar. Saat Dimas kembali, dia menemukan
ertanya, curiga de
Rina," jawab Sarah cepat.
n di dalam dirinya. Dia tidak ingin menambah beban Dimas, ta
lam hati Sarah, perasaannya semakin rumit. Dia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa kehadiran Arma
skan untuk pergi ke balkon, merasakan angin malam yang lembut menyapu wajahnya. Di luar, bintan
na bisa dia merasa terjebak di antara dua dunia? Dengan Dimas, suami yang seharus
pat-cepat melihatnya. Arman: Aku bisa
wa pertemuan dengan Arman dapat membuka jalan yang tak ter
dia menjawab. Sarah: B
mbang jurang, siap melangkah maju, tetapi juga terjebak dalam dil
h, berusaha menghadapi kenyataan di depannya-kesepian y
ambu