DI ANTARA DUA JANJI
ah. Rumah tangga mereka selama ini berjalan baik. Tidak ada konflik besar, semuanya stabil. Lina adalah istri yang penuh perhatian, dan Andr
ra
ai melihat Sarah dengan cara yang berbeda. Ada sesuatu di matanya, di caranya tertawa, yang membuat hati Andra berdebar. Semakin
u teh?" suara Lina membuyarkan la
Teh hangat sepert
apa yang ia rasakan itu salah. Sarah adalah sahabat Lina-itu sudah lebih dari cukup untuk menghentika
anpa sengaja bertemu dengan Sarah di sebuah kafe kecil dekat kantor. Awalny
sini?" tanya Sarah dengan se
uat kerja," jawab Andra, berusaha
Aku juga suka suasa
ehangatan dalam percakapan itu, seolah mereka sudah mengenal satu sama lain sejak l
sering jalan bareng?"
tahu kan, Lina sibuk ba
"Dia memang ambisius sejak dulu. Tapi it
Saat Sarah berbicara, Andra merasa ada sesuatu yang menarik dirinya leb
g hilang di antara aku dan Lina," ucap Andra tiba-tiba, tanpa sadar. I
erkata apa-apa. Hanya keheningan yang menjawab, da
rus melayang pada percakapannya dengan Sarah di kafe. Ia merasakan perasaan bersalah yang dalam-bukan ha
pa yang ia rasakan ini salah. Tapi entah bagaimana, perasaan itu terus merayapi
sendiri. Namun, jauh di dalam hati, ia tahu bah
n, Lina memandang Andra denga
adi malam kelihatan melamun,"
tupi perasaannya. "Aku baik-baik saj
k. "Kalau ada yang kamu pikirkan, janga
ntai, wanita yang mempercayainya sepenuhnya. Namun, ada sesuatu di dalam diri
engan sarapannya, dan sekali lagi, piki
merasa terjebak dalam kebimbang
, aroma kopi di cangkirnya, dan sapaan lembut sinar matahari pagi yang menyelinap melalui jendela dapur. N
kerjaan kantor. Sesekali, Lina melirik Andra dan tersenyum, namun Andra hanya membalas dengan anggukan kecil. Ada sesuatu y
cana apa?" tanya Lina, mengang
"Hmm... nggak ada yang terlalu penting.
wab Lina sambil menyeruput kopi. "Sarah juga bilang mungkin mamp
bih cepat. Dia berusaha terlihat biasa saja.
"Bagus, kamu memang s
gitu mempercayainya. Ia merasa hancur setiap kali sadar bahwa kepercayaa
ngan pekerjaan. Tapi pikiran tentang Sarah terus mengganggunya. Ia terus mengingat percakapan mereka di k
a terus begini
sore, Andra menerim
ang agak malam. Kalau kamu free, gimana ka
eharusnya ia menolak. Namun, jari-jarinya be
u akan ke sana
Sarah. Hatinya berdebar. Ini bukan pertemuan pertama mereka berdua
sama hangatnya. Ia duduk di hada
ik aja?" tany
bagaimana menjawabnya. "Aku nggak tahu,"
kening, "Kenapa?
uk, kemudian terdiam lagi. "Sar
mengamati wajah Andra d
ini salah." Andra menundukkan kepalanya, meremas tangannya di a
nya, ia pun merasa bersalah. Namun, ada bagian dalam dirinya yang tidak bisa menyangkal bahwa ia juga m
njutkan, "Aku juga merasa sama. Ini salah. Tapi perasaa
t hatinya semakin kacau. "Ya, aku tahu. Tapi itu just
ituasi ini. Keduanya tahu bahwa semakin jauh mereka melangkah, semakin dalam luka yang a
?" Andra akhirnya bert
ahu, Andra. Tapi satu hal yang pasti, kita nggak bisa terus
k yakin apakah ia cukup kuat untuk menghentikan semua ini
ambu