DI ANTARA DUA JANJI
amai. Namun, hati Andra tidak bisa tenang. Pikirannya penuh dengan kenangan yang berbaur dengan kebimbangan. Dua janji yang pernah ia buat-satu pa
a pertama kali berjanji pada Lina. Itu adalah hari pernikahan m
hun yan
pan, dan Andra merasa dunia berhenti berputar sesaat. Mereka berdiri di bawah langit malam yang dipenuhi bintang-bintang,
cayaan. "Andra, kamu janji kan, kita akan se
embut. "Aku janji, sayang. Aku akan selalu setia. Aku
an mengalir di pipinya. "Aku perca
ni
pada janji yang ia ucapkan. Namun sekarang, di tengah perasaan bimbang yang
sama, membangun kehidupan yang stabil, dan Lina adalah segalanya bagi Andra. Namun, di sisi la
ra
idup mereka. Saat itu mereka masih muda, dua sahabat yang selalu saling mendukung. Sarah, yang saat i
tahun ya
lan. Kala itu, Sarah baru saja bertengkar dengan orang tuanya, dan dia merasa
jar Sarah dengan suara yang bergetar. "Aku n
dengan lembut. "Kamu nggak sendirian, S
asah penuh rasa terima kasih. "Jan
ji. Aku nggak akan ninggalin
satu sama lain. Namun, sekarang, di masa kini, janji itu terasa jauh lebih rumit. Dengan perasaan yang t
rus menghantui setiap langkahnya. Di kantor, ia mencoba menyibukkan diri, tetapi pikiran
ke rumah. Lina sedang duduk di ruang
ap Lina dengan nada hangat. "
senyum. "Terima
a yang kini berdiri di antara mereka, dinding yang terbentuk dari kebohongan dan kebimbanga
at nggak?" tany
kejut. "I
a. Kamu janji nggak akan pernah ni
berhenti sejenak. "
percaya sama kamu, Andra.
sa menjawab apa-apa. Di balik senyum dan kata-kata manis Lina, Andra merasa s
ertemuan terakhir mereka di kafe, Sarah merasa hubungan mereka semakin mendekati batas yang berbahaya. Tapi janji Andra di masa lalu-ja
ar kemungkinan segalanya akan berantakan. Kedua janji yang pernah i
ukan kehangatan yang dirasakannya. Ada rasa dingin, ketakutan yang semakin menghantuinya. Setiap detik berl
upan pernikahan itu nggak selalu mudah. Tapi aku senang kita b
uk perlahan. "
perlahan tenggelam dalam perasaan pada Sarah? Bagaimana mungkin janji yang ia buat pada Lina bisa tetap ditepati ketika ja
l yang sepi, tempat mereka dulu sering berbicara saat masih muda. Ada sesuatu tentang tempat itu yang membuat Andra me
bersalah yang menusuk hati. Namun, begitu melihat senyum Sarah, ia tak bisa
nya. Mereka berdua terdiam cukup lama, hanya ditemani suara dedauna
s begini," katanya lirih, ma
ri kata-kata yang tepat. "Aku tahu
i yang membuncah. "Kamu bilang dulu, kamu akan
tanyaan itu. Kenangan tentang janji masa la
sama aku buat untuk Lina. Aku nggak tahu bagaimana cara memen
nggak ada apa-apa di antara kita. Perasaan ini bukan cuma sala
uk Sarah, seperti yang pernah ia janjikan bertahun-tahun lalu. Tapi di sisi lain, ia juga berkomitmen
hampir berbisik. "Tapi semakin lama kita begini, semakin besar kemung
a rasakan dalam dirinya. Di antara perasaan cinta, janji yang terlupakan, dan persahabatan yang mereka bangun
suaranya nyaris tak terdengar. "Tapi aku nggak bisa te
ggenggam erat ranting di tangan. "
ang sama-sama menghancurkan. Satu jalan berarti harus kehilangan Sarah, dan sa
mnya akhirnya. "Aku be
nya ke arah pohon-pohon di taman itu. "Kalau begitu.
ati yang menusuk dalam-dalam. Tapi ia tahu, Sarah benar. Mereka harus menghentikan in
elan. "Mungkin itu
ang hilang. Hubungan yang ia miliki dengan Sarah tidak bisa begitu saja d
nya. Tapi dalam hati Andra, perasaan itu tak hilang. Setiap kali ia bersama Lina, bayangan Sarah selalu ada di benaknya. Se
menghentikan ini, janji-janji itu tidak bisa dihapus begitu
ambu