DI ANTARA DUA JANJI
an ponsel masing-masing. Andra duduk di meja biasa, matanya terus memandang pintu masuk. Jantungnya berdetak cepat, pikirannya berusaha memahami kepu
Andra, dan seketika itu pula, tatapan mereka bertaut. Tidak ada kata yang terucap saat ia m
tang," ucap Sarah pela
, ada pergulatan besar antara rasa bersalah dan hasrat yang tak bisa ia kendalikan. "Kita ng
uan. "Aku tahu. Tapi perasaan ini nggak bisa diabaikan, Andra. Setiap kali kita bersama Lina... setiap
rperangkap di antara keinginan dan kenyataan. Perlahan, ia mengulurkan tangannya dabisik, suaranya peca
n, begitu dekat hingga mereka bisa merasakan napas masing-masing. Tak ada lagi ruang untuk keraguan. Mereka tahu apa ya
ia tahu, ini adalah awal dari kehancuran-bukan hanya untuknya, tetapi untuk orang-or
jauh dari pandangan orang lain. Sebuah kamar hotel sederhana menjadi saksi awal dari perselingkuhan mereka. Pintu tert
coba menenangkan pikirannya. Udara di kamar terasa tegang, penuh dengan kebingungan dan rasa bersala
h keraguan. Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan air mat
dekat, duduk di sebelahnya, dan meraih tangan Sarah. "Aku tahu, Sarah. Aku juga m
yang sunyi, perselingkuhan mereka dimulai. Andra dan Sarah terlibat dalam hubungan yang penuh dengan gairah, ketegangan, dan rasa bersa
agiaan aneh karena akhirnya bisa bersama Sarah, tetapi di sisi lain, ada rasa bersalah yang begitu be
u bikin makan malam favorit kamu," u
t menghargainya." Namun dalam hatinya, ia merasakan pukulan berat. Lina, yang begitu
a tetap tidak bisa melepaskan Sarah. Hubungan rahasia itu terus berlanjut, diisi dengan per
anya tidak tahu kapan atau bagaimana semuanya akan berakhir, tetapi un
embuatnya semakin tenggelam dalam rasa bersalah. Lina berbicara dengan ceria, bercerita tentang hari-hariny
n kepalanya di pundak Andra, merasa tenang dan nyaman. "Aku senang kita punya waktu bersama kayak gini.
merasa semakin terjebak. Di satu sisi, Lina adalah istri yang baik dan penuh kasih. Di s
n jantungnya berdegup lebih cepat saat melihat nama
mikirin kamu, Andra. Kapa
nariknya kembali ke jurang yang ia ciptakan sendiri. Di saat
h?" tanya Lina, seakan bisa
a tersenyum. "Nggak, nggak ada apa-apa. Mungkin aku cu
hnya lebih dekat ke Andra. "Kalau kamu cape
n tiba-tiba muncul dorongan untuk mengatakan yang sebenarnya-untuk menghentikan semua kebohongan ini.
kan Sarah. Setiap pesan yang Sarah kirimkan, setiap kali mereka bertemu, semakin membuatnya sulit keluar dari jebakan in
meja samping tempat tidur.
ma kayak gini. Aku butu
. Ia melangkah keluar kamar dan menuju balkon. Malam yang sepi memberikan ruang baginya untuk
a ketemu. Aku a
u bahwa setiap langkah yang ia ambil semakin membuatnya terperangkap dalam kebohongan yang lebih dalam. Namun, p
apa yang sedang terjadi. Ia menatap wajah Lina yang damai, dan dalam hatinya, s
ang berbeda, lebih jauh dari tempat biasa mereka bertemu. Kali ini, Andra merasa lebih gelisah daripada sebelumnya.
umnya memudar begitu melihat kegelisahan di wajah An
tepi ranjang, menutupi wajah dengan kedua tangannya.
i aku nggak bisa menghentikan perasaan ini." Ia menatap Andra dengan penuh harap, tetapi juga
rpelukan, dan saat itu, semua keraguan hilang. Mereka tenggelam dalam hubungan yang telah menja
ambu