DI ANTARA DUA LELAKI
ena perasaannya yang masih kacau dengan masalah di rumah. Namun, undangan dari teman-teman lama yang tak henti-hentinya mengaj
asih ada sisa-sisa kenangan masa muda di mata mereka. Lina tersenyum sopan saat beberapa teman lama menyapanya, be
endengar suara yang begitu familiar dari belakang. Suara yang belum pe
in
ejak kecil, pria yang sudah lama tak ada dalam hidupnya. Senyum Ivan masih sama seperti dulu-ha
n nada tak percaya. "Ini
endekat. "Iya, ini aku. Nggak n
nangnya. "Aku juga nggak nyangka bisa ketemu ka
aknya," jawab Ivan sambil ters
an," kata Lina, merasa nostalgia mu
k duduk bersamanya di salah satu meja di sudut kafe. Mereka memilih tempat yang lebih tenang, se
p di kota ini?" tanya Li
di luar negeri. Sekarang aku mulai usaha kecil-kecilan, nggak terlalu b
bisa berkembang selama ini. "Wah, keren. Aku
"Ya, hidup membawa kita ke tempat yang nggak pernah kit
n begitu ditanya tentang hidupnya, terutama tentang pernikahannya dengan Ardi, ia merasakan kekosongan yang sel
, sudah bertahun-tahun di sana," jawab Lin
yikan. Namun, ia tak mendesak. Sebaliknya, ia mengalihkan topik kembali ke masa lalu merek
mu selalu menang! Aku heran gimana caranya
anya bersinar penuh keakraban. "Aku
Percakapan mengalir begitu mudah, seolah-olah mereka tidak pernah terpisah lama. Setiap cerita lama yang merek
van, caranya berbicara, atau tatapannya membuatnya merasa aman, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan bersama Ardi. Tapi perasaan itu bercampu
i bahwa waktu telah larut. Lina menatap jam tangannya dan
berdiri dari kursinya. "Aku senang
. "Aku juga, Lin. Senang banget ki
erbicara lagi. "Lina, kalau kamu ada waktu, aku pengen kita bisa k
a tahu ini bisa menjadi masalah. Namun, ia tak mampu berkata t
ilangkan senyum di wajahnya. Tapi di dalam hatinya, ada kekhawatiran yang mulai muncul. Ivan adalah masa lalu
ar bahwa hati istrinya mulai terombang
hangat yang muncul saat berbicara dengannya, seolah-olah mereka kembali ke masa lalu, masa di mana segalanya lebih sederhana.
dalam dirinya mulai berontak-perasaan bersalah yang semakin jelas. Ia sudah menikah dengan Ardi selama sepuluh tahun. Meskipun bel
sanya. Hatinya semakin bergejolak. Ada perasaan janggal yang mulai merayap; di satu sisi, ada Ivan, teman masa kecil yang mampu menghidupkan kembali
a untuknya kini terasa seperti orang asing. Ia ingat malam-malam penuh cinta yang mereka lewati bersama, percakapan hangat, tawa
Ardi dengan tatapan hampa. "Apa yang
sok masa lalu yang membawa kenangan indah, tetapi juga sebagai seseorang yang mem
ba Ardi bergerak dan membuka matanya. "Kamu baru pul
reuni kecil di kafe
Tanpa bertanya lebih jauh, tanpa mengajak berbicara,
dak ada lagi kehangatan, tidak ada lagi percakapan, hanya rutinitas kosong yang me
g pernah ia miliki dengan Ardi. Malam itu, Lina berbaring di antara dua perasaan yang saling bertentangan-di antara dua hati yang kini membingungkannya. Satu sisi adalah suam
a tahu bahwa perasaan itu tidak akan mudah hilang. Ivan telah kembali, dan kehadirannya membawa perubahan besar
bih banyak hal yang harus ia hadapi, dan setiap keputusan yang akan ia buat pasti membawa konsekuensi besar. Di
gi bekerja, berusaha tersenyum kepada rekan-rekannya, dan pulang ke rumah se
ergetar. Sebuah pesan da
Pengen ngajak kamu ngopi la
keinginan muncul di hatinya untuk membalas pesan itu, untuk meneang akan terjadi jika
ambu