icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
DI ANTARA DUA LELAKI

DI ANTARA DUA LELAKI

Penulis: Nagareboshi
icon

Bab 1 Kilas Balik

Jumlah Kata:1674    |    Dirilis Pada: 16/10/2024

g, namun hatinya terasa kosong, seperti ada ruang yang hilang dari dalam dirinya. Sudah sepuluh tahun ia menikah dengan Ardi, lelaki

Tawa mereka selalu menghiasi rumah, dan Ardi selalu tahu cara membuatnya merasa istimewa. "Kamu satu-satunya," kata-kata Ardi yan

kantor. Pada awalnya, Lina mengerti. Setiap kali Ardi berkata sibuk, ia selalu berpikir bahwa ini hanyalah fase ya

buka percakapan, Ardi selalu terburu-buru mengakhiri, mengatakan bahwa dia lelah dan hanya ingin beristirahat. Begitu banya

berbicara?" tanyanya pada diri sendiri. Rasa sepi mulai merasuk lebih dalam, menggantikan semua kenangan manis yang dulu m

asa hampa. Meski ia masih mencintai Ardi, ia tak bisa memungkiri bahwa hatinya terasa kosong. Ada jarak yang perlahan tercipta di anta

ng. Lagi-lagi alasan sibuk menjadi tameng untuk setiap kepergian Ardi. Perlahan, Lina mulai bertanya-tanya, apa y

rdi tak lagi mencintainya seperti dulu. Tapi, ia menolak menyerah. Di balik semua keraguan dan rasa sepi, Lina masih berharap. Masih ada sedikit keyakinan da

atau panggilan dari Ardi, meski ia tahu bahwa harapan itu akan berakhir sia-sia. Di teras yang sunyi, hanya desiran angin yang me

. Detik berikutnya, Ardi muncul di pintu, wajahnya lelah, matanya terlihat sedikit sayu. Tanpa banya

na pelan, mencoba

menoleh dengan mata s

n pertanyaan itu terasa sia-sia. Waktu

rdekat. Ada jeda hening yang menggantung di udara, dan Lina merasa perih. Dulu, setiap kali Ardi p

i. Apa ada masalah di kantor?" L

b, "Iya, banyak proyek yang harus diselesa

h meskipun berdiri hanya beberapa langkah di depannya. "Kita ja

ri tatapan Lina. "Aku lelah, Lin. Mungkin kita bis

ni. "Kamu selalu bilang begitu," katanya pelan, nadanya hampir putus asa. "Kapan kita akan

ng sulit diartikan. "Apa lagi yang mau dibicarakan? Aku kerja

gemetar. "Aku butuh kamu di sini, bersamaku. Kamu tahu rasanya nggak pernah tahu kapan ka

tekan. "Aku capek, Lina. Aku nggak tahu apa lagi y

ayang di sudut matanya. "Aku mengerti kamu capek, Ardi. Tapi apa

ua. Hanya terdengar bunyi jam dinding yang berdetak, seol

rkata, suaranya rendah. "Semua ini akan

rus bertahan dengan perasaan seperti ini?" Lina tak bisa lagi menahan emosinya

tahu harus berbuat apa. "Lina... aku nggak tahu," ja

eka. Pintu kamar tertutup dengan suara yang berat, meninggalkan Lina se

eras terdengar di keheningan malam. Ia tidak pernah menyangka bahwa sepuluh tahun

ap hari, ia menanti Ardi pulang, berharap suaminya akan duduk bersamanya, bercerita tentang pekerjaannya, atau s

di belakang rumah mereka, taman yang dulu mereka rawat bersama. Kini, tanaman-tanaman itu

kali pindah ke rumah ini, saat segala sesuatu terasa seperti mimpi indah yang tak akan pernah be

h ponsel dan melihat nama di layar-**Ivan**. Sebuah nama yang baru saja muncul k

at telepon ini, atau membiarkannya berdering? Dengan t

erang sana, lembut namun terdengar

masih terdengar bergetar. "Aku... aku nggak tahu, Ivan. Aku

waktu kita ketemu kemarin," jawab Ivan, nadanya

makin memburuk, tentang perasaannya yang makin tak terarah? Ivan bukan orang asing. Mereka pernah dekat, pernah memiliki hubungan emosional ya

. Ardi, dia-dia bukan lagi orang yang sama. Kami jarang berbicara, dan ak

selalu ada kalau kamu butuh seseorang untuk bicara. Aku tahu

lama mengungkung Lina. "Terima kasih, Ivan. Aku... a

mendengarkan. Kalau kamu ingin cerita lebih banyak

angatan dalam suara Ivan membuatnya merasa lebih nyaman, lebih didengar, sesuatu yang sudah

ik, hampir tak terdengar. "Aku nggak mau kehilangan pernikahan ini

eri ruang pada diri kita untuk merasakan, untuk merenung, sebelum kita bisa

hatinya. Mungkin benar, ia perlu waktu untuk memahami apa yang ia rasakan, untuk memutuskan apa yang sebaiknya

ba," kata Lina akhirnya, berusaha menutup

kapanpun kamu butuh, ya?" kat

kannya, dan rasa bersalah karena perasaannya terhadap Ivan mulai tumbuh kembali. Malam itu, Lina merasa lebih terombang-ambing

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka