icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MELEPAS JERAT SUAMI PARAS(H)IT

Bab 3 MAKAN SIANG YANG MEMUAKKAN

Jumlah Kata:1180    |    Dirilis Pada: 24/09/2024

n meski hatinya terasa berat. Saat mereka memasuki rumah, aroma masakan yang menggugah selera memenuhi ruangan.

glamor. Ibu Damar segera menyambut kedatangan mereka dengan hangat, s

Damar berkata sambil memeluk mereka. "Ibu sudah menyiapkan hidangan istimewa untuk kalian." Elmi

nyum ramah. "Wah, Hendra yakin masakan i

jam. Entah kenapa, Risma selalu saja iri dengan penampilan Elmi,

ya, ibu kan bukan koki profesional." Ib

... Saya harap semuanya sesuai s

runtungnya Risma memiliki suami sepertinya. "Hendra ini sangat sukses, kerja di perusahaan besar. Kamu h

seperti Hendra. Kamu tidak pernah salah memilih," I

Damar dan Elmi. Mereka hanya mampir setiap kali ada

pujian yang berlebihan dilontarkan ibu mertuanya. Namun, saat Risma

an, katanya kamu pengen banget jadi ibu?" Risma menyindir dengan nada menyengat. "Aku aja renca

anan cuma mengangguk setuju. Damar yang baru sa

ng berusaha, Risma. Semoga saja tidak lama lagi," jaw

ukan apa pun untuk membela istrinya. Dia hanya fokus pada pi

hkan, "Benar, Elmi. Kamu harus berusaha lebih keras. Ti

an. "Saya mengerti, Bu. Ka

Kita semua tahu Damar tidak terlalu berambisi." Dia tertawa sinis, dan t

agar Damar membantu dirinya untuk menyuarakan perasaannya, tetapi dia tahu itu hanya akan memper

sa hancur mendengar sindiran-sindiran itu. Semua harapan dan impian tentang kebahagiaan pernikaha

alam ketidakberdayaan, memilih untuk tidak terlibat dalam ketegangan yang terjadi. Elmi menghela napas, menyadari bahwa

ilang begitu saja. Dia membersihkan meja makan dengan hati-hati, berusaha mengalihkan pikirannya dari kejadian penghinaan saat makan siang. Begitu se

ang masih setengah basah, lalu mengenakan pakaian tidur yang nyaman. Namun, pikiran Elmi masih terpusat pada kejadian makan siang tadi. Bag

ti itu tadi?" tanyanya dengan suara pelan, nyar

s pada layar ponselnya. "Mereka cuma ber

Damar seolah membuat semua kejadian tadi menjadi tidak penting. Padahal, bagi Elmi, itu

ang masih asyik dengan ponselnya. "Mereka mengh

erius. "Sudahlah, El! Jangan memperpanjang masal

lmi mulai bergetar. "Aku ini istrimu, Dam. Kenapa kamu tidak pernah ber

at sebal. "Kamu ini kenapa, sih? Sudahlah, jangan lebay. Mereka

edihan bercampur menjadi satu. Bagaima

nahan tangis yang mengancam pecah. "Aku ini kan istrimu. Aku b

n kesal. "El, aku capek. Bisa nggak sih,

natap suaminya dengan tatapan tidak percaya. "Drama-dramaan

"Ya sudah, aku salah. Maaf, ya? Tapi, tolong, jan

ia tahu, Damar tidak akan pernah mengerti perasaannya. Dan dia juga tahu,

atikan lampu kamar, menyisakan hanya lampu tidur yang remang. Sambil berba

ngiang di telinganya, menambah luka yang semakin menganga di hatinya. Sementara Damar, yang kini ter

rnyata dia masih berdiri sendirian. Dan seiring berjalannya waktu, dia semakin menyadari bahwa tidak ada

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka