MELEPAS JERAT SUAMI PARAS(H)IT
Damar mengucap janji pernikahan. Dia teringat dengan jelas, awalnya semua tampak begitu menjanjikan. Mereka adalah teman satu
emuda yang selalu menepati janji, tak pernah absen membantu teman-temannya yang kesul
awal. Damar memiliki pekerjaan tetap, dan mereka memutuskan untuk membeli rumah dengan uang warisan dari
dang menikmati makan malam sederhana di rumah baru mereka. "Aku pikir, kita perlu menabung y
enabung lebih banyak untuk masa depan anak-anak mereka sepertinya keputusan yang bijaksana. Dia pun menjalani
malam, setelah perdebatan kecil tentang keinginan Elmi untuk berhenti mengonsum
amar terdengar frustrasi. "Aku udah bila
u," balas Elmi, suaranya bergetar. "Kamu bilang hanya butuh waktu un
ng tidak pernah dia lihat sebelumnya. "Kamu nggak ngerti, ya? Ini bukan
menatap suaminya, mencari tanda-tanda bahwa ini hanya l
panmu?" Elmi seolah baru
ak kecil. Mereka berisik, merepotkan, dan aku nggak mau hidup kita berubah ka
osok ayah yang bertanggung jawab, seseorang yang bisa ia percayai untuk membangun keluar
n, menahan air mata yang menggenang di matanya. "Kenapa ka
asaanku bisa berubah. Tapi ternyata nggak. Dan aku ngg
korban banyak. Menunda keinginannya untuk menjadi ibu, menahan segala kerinduannya
a-pura?" Elmi berusaha menahan get
lah hal yang sepele. Elmi merasa seperti jatuh ke jurang yang dalam, kehilangan pijakan yang selama ini
kira. Damar yang dulu terlihat penuh tanggung jawab dan perhatian hanyalah b
s. Tepat di saat itu, Elmi menyadari bahwa kebahagiaannya sudah lama hilang, t
mar memanggilnya dari ruang tengah. Suara yang terdengar
Elmi bergegas keluar dari dalam kamar tidurnya, buru-buru menghadap Ibu Damar yang sudah be
nya sedikit berdebar. Setiap kali berhadapan dengan wa
untuk makan siang di sini. Kenapa kamu belum masak apa-apa?"
hu kalau mas Hendra akan datang, Bu. Maaf, tadi Damar n
salahan fatal. "Kamu ini gimana sih? Sebagai istri Damar, kamu har
ibu mertuanya selalu memiliki standar yang tinggi untuk segalanya. Hanya karena b
r untuk membeli bahan makanan," kat
kita mempermalukan keluarga sendiri. Kamu harus pastikan semua hid
i yang mempunyai jabatan cukup tinggi. Membuat ibu mertuanya kerap kali membanggakan mena
ar rumah, merasakan perasaan tak nyaman menyelimuti hatinya. Dia tahu bahwa hari ini akan panjang dan melelahkan,
mendengar cerita tentang keluarga kakak iparnya itu dari Ibu Damar-bahwa mereka adalah keluarga terpandang dengan selera makan yan
ah hari. Tanpa membuang waktu, dia langsung masuk ke dapur dan mulai menyiapkan semua bahan makanan.
ang dengan saus jamur, sayur lodeh, dan sambal terasi. Meski tubuhnya mulai lelah, dia tetap berusaha ag
amar berjalan mendekat ke arah dapur. Wanita itu berdiri di amban
mbuat Elmi tersentak. " Astaga! Apa ini??Risma dan Hendra nggak makan sambal terasi dan sa
ya dengan kebingungan. "
i tadi, udah biar Ibu saja yang pesan catering dari restoran!" Ibu Damar memotong
ya terasa dingin. Dia melihat masakan yang sudah dia siapkan dengan susah payah, dan tiba-tiba saja, peras
gin yang terbaik," bisik
ar-benar ingin yang terbaik, kamu harusnya sudah tahu apa yan
arik napas panjang, mencoba menahan air mata yang hampir tumpah. Hari ini, sekali lagi, dia merasa gagal. Dan kali ini, rasa gagal itu menyisakan luk
*