DERITA PERNIKAHAN PAKSA
i, di kediam
ak
r dengan sempurna hingga peca
ya terengah-engah dengan emosi yang tertahan. Luka akibat pecahan kaca di
mbari menyaksikan
hampir ternodai karena siapa?" Jun
alu mencampuri urusanku!" Max
ih tahu tentang bagaimana keluarga Laura. Sepert
ertuju pada Jun, seiring langkah demi lan
.. T
pria berkepala empat itu dilipat di depan dada sambil me
aat pernikahan berlangsung, jangan salahkan papa jika terjadi sesuatu pada Laura. Kau yang membuat ulah, maka Papa akan pastikan Laura yang akan menanggung
rsisa banyak. Pria tua itu mendaratkan satu tepukan di bahu sang a
perin
.
jangkung dengan bahu yang indah dan rambut tertata rapi, duduk berdampingan dengan sang permaisuri satu malam. Wanit
t diucapkan berulang-ulang oleh
g menjadi tokoh utama hari ini, merasa lelah dan memilih untuk duduk sejenak. Dia
" gumam
yang tidak pernah terbayangkan oleh Vivian sebelumnya. Terlebih setelah berita tentang kerusuhan besar di kedia
kan membuat ula
.
malam. Hal ini membuat Vivian lega, sepertinya malam pertama yang aka
aian tidur sehari-harinya. Dia berjalan pelan dari lantai atas, menuruni tangga
.. T
angkah kaki lanta
tidur, Nak?"
mengantuk," jawab Vi
ya," tawar Evelyn sambi
bentar," pinta Vivian kepad
menjawab, tiba-tiba suara lan
? Aku membutuhkannya malam ini," ucap Max
b Evelyn sembari mengepalkan kedua tangan untuk menyemangati pengantin baru melewati ma
gan nada kecewa, memandang punggun
tidak terdengar sedikit pun suara. Dalam situasi itu, tiba-tiba Max menarik pergelangan tanga
gh.
t terus menariknya, hingga
a
gga terhampar di atas ranjang. Pria itu langsung
il mengimpit Vivian dan mencengke
am, terimpit kesakit
tihnya menah
a-tiba muncul. Baru beberapa detik yang lalu, wajah pria itu masih tersenyum. Na
istrinya, terdengar suara rintihan samar yang mengilukan
tak mampu berfikir namun nalurinya mengatakan apa pun kebencian yang dim
meninggalkan kamar. Max terlihat menggerutu k
berlari menuju pintu u
le
Pintu itu tidak bisa terbuka, semakin dia berusaha, suara yang dihasilkan sema
.. T
kin keras. Napas tersengal-segal seolah berhenti sejenak. Hingga akhirnya, hemb
Max, membuat bulu kudu
erta ketakutan yang sangat dalam. Tubuhnya gemetar, d
heningan me
a
muruh hingga terbentuk retakan kecil di sekitarnya. Seketika itu jug
ain, gadis dengan rambut coklat indah itu terdiam membek
pahit sambil berbisik dengan nada anc
t.
melemparnya ke arah sofa hingga terdeng
dia mengambil sebuah benda tajam dari salah satu l
pakah ini akhir dari kehidupannya? Sesal dirasakannya ketik
n ini, kau bisa
ahnya? Apakah ini bentuk balas dendam at
Tetesan air mata mengalir membanjiri wajah, membu
a yang berlumur ker
it Vivian keh
et
ta itu tersayat hingga
inya berdiri, mengikat pergelangan tangan Vivian hingga kedua tangannya menggantung pada batang tumpuan tirai. Untungnya, Max masih membi
utan, Max mengangkat dagu istr
," ucap Max dengan senyuma