DERITA PERNIKAHAN PAKSA
har
suasana pagi. Tirai putih berkibar membangunkan s
! A
rlihat samar beberapa wajah yang tengah mengerumuninya. D
ivian merasakan d
..haish...kamu ini bagaimana di hari pertama sudah s
ala sambil memejamkan m
hawatirkan dirinya. Entah ke mana hilangnya rasa takut yang kian menghantui setiap kali melihat pria yang berstatus se
lir dari ujung mata d
? Sakit lagi?" tan
ambil berusaha menahan
adu Vivian seraya menggeng
ntanya terlihat menderita, hany
kangen mama, kamu bisa pula
g..." ucap Vivian dengan isak
an pandangan teduh, seakan mengasiha
aku hampir dibunuh oleh
ulang..." Vivian men
arkan tanpa membalas, dise
ak percay
ai balasan kepercayaan, namun seakan menyuruh Vivia
ng olehnya..." adu Vivian me
i, An," ucap Evelyn sembari
a bisa tidak p
ndang Vivian khawatir hingga wanita itu per
a?" batin Vivi
sayang, kamu hanya bermimpi
e
n teliti letak bekas luka di pergela
as dia rasakan dengan begitu nyata. Setiap menit, bahkan setiap detik ketegangan ketika melihat suami
pulang, Mama, tolong aku..." uc
le
a.
dah ban
itu, Vivian menggenggam erat tangan sang ibu, dengan detak jantung yang tiba-tiba melaju
n pelan dengan pand
lan secangkir su
mun Vivian malah semakin mengen
ucap
un tergerak. Kuku kecilnya terlihat
amu harus..." ucap
epotkan Mama di situasi seperti ini," s
a
juga mengetahui ketiadaan cinta dalam pernikahan singkat tersebut, namun penolakan Vivian dengan cara seperti
ya bermimpi,"
emuanya, aku ingat tindakan
aimana dia marah namun tidak bisa mengat
ra-pura! Aku..." be
ari ponsel suamimu, kamu terus memakinya dengan kasar. Coba
akukan suamimu dengan benar ya, ini demi
tertunduk sambil meng
etiap kita bertemu saja, tak ada sedetik pun kesemp
katakan, Mama sangat menyayangimu, An," ucap Evel
berubah sekalipun semua orang tahu tentang ceritan
le
anita yang tengah duduk deng
isa dipungkiri, tubuhnya masih mengeluarkan reaksi yang tetap sama, se
akut?" t
membeku di te
utrisi," pinta Max sembar
kkan wajah, enggan m
aku baik," ucap Max sembari
t.
a istrinya, Vivian otomatis menghindar. Max menghe
ri, kamu bisa memanggilku jika butuh ban
pandangan, di sisi lain, Vivian tengah t
benar itu yang mana?" batin