DERITA PERNIKAHAN PAKSA
a, Max terbangun akibat cahaya yang m
in
yi. Max meraba-raba meja untuk
ra serak, bahkan matanya ma
8, tak ada alasan untuk kau te
ting dari perintah pria tua itu. Dia menjatuhkan kepalany
ng
kin Laura telah mengirimi foto cantik kepadanya, lantas
Berlainan dengan sang ayah, puluhan pesan berjejer di layar ponsel. Dengan asal Max menggulir pesa
berbuat apa-apa padanya," dengan di sertai sebuah kiriman foto wanit
t menyingkap selimut, berlari memakai kaos dengan di balut jaket hitam
.
n waktu lama,
...ho
ia tua tiba-tiba menyambutnya dengan gembira. Begitu pun gadis di s
ada rasa tidak nyaman saat melihat wajah tersebut. Namun Max men
" tanya Max p
eritahu di mana wanita itu," bisik Jun,
inya sebagaimana yang telah sang ayah beritahukan padanya. Dia melipat kaki dan
u tetap memberikan senyum ramah,
nalan lah." Willia
royek produk kita yang baru, bagaimana kalau kita
eakan mengerti, Vivian memb
kami pergi dulu, nikmat
didepannya. Tidak terlihat ada yang menarik, wajah pasaran, rambut coklat bergelomb
ingin menyia-nyiakan kesempatan. Ad
ku
lakukannya kan?" Belum sempat Vivi
naik "kenapa?" Wanita it
isi kaki menjadi sejajar, tampak tawa remeh terdengar sampai tiba
s menikah denganku?"
e
un sejak awal dia sadar ada yang aneh dengan sikap pria didepannya kini, namun
ya memperlihatkan bagian mata, ta
kan mudah,"
m cukup lama. Rencana menjalin kerj
gerutu Vivian, kesal karena tak m
bincang, terutama masalah pekerjaan. Namun berbeda dengan Vivian, gadis itu
ian menarik kain lengan Wi
lang ya," balas Willi semb
ahan akan dimulai, siapkan diri ka
lat tak percaya. Sementara Max tampak
un melemparkan pertanyaan
begitu." Wil
mat untuk berpamitan. Sementara Jun tak lelah mem
uh dewasa sekar
gisi jadwal pertemuannya lagi. Ketika langkah kaki Jun kian menjauh,
" tanya Max p
ngar sebuah helaan nafas be
idak d
ung membalikkan badan menatap
ematuhi perintah papa," jawab Jun tanp
pakkan guratan merah di sekelilingnya. Tangannya yang indah mulai mengerucut membentuk
us patuh?
a
gga menimbulkan s