DI ANTARA DUA HATI
apas yang ia hirup terasa membawa beban baru. Rasa bersalah yang menghantui pikirannya seakan menekan dada hingga sulit bernapas. Ia tidak bisa
Adrian-meski hanya berupa kenangan-mulai menggoyahkan fondasi pernikahan yang selama ini ia pikir tak tergoyahkan. Ia merasa seper
nuh perhatian. Alya tahu, Bayu mulai mencurigai sesuatu. Pria itu terlalu mengenal dirinya un
yeduh kopi paginya. "Kamu tidak perlu bilang sekarang kalau belum siap. Ta
, selalu sabar dan penuh pengertian. Pria ini tidak pantas mendapatkan ketidakpastian atau kebimbangan dari dirinya. Namun, semakin Aly
rbicara. "Aku... aku merasa tertekan belakangan ini. Bukan karena pekerjaan, tapi lebih karena... ak
n kejujuran mendadak istrinya. "Apa maksudmu, Alya? Apa yang kamu
an karena kamu. Kamu sempurna, dan aku mencintaimu... tapi... ada sesuatu di dalam diriku y
asa mencelos mendengar istrinya mengakui perasaannya yang ka
ak bisa menyembunyikannya lagi. "Aku bertemu seseorang dari masa lalu," ucap Alya akhirnya. "Adrian. D
tu dalam di matanya, tapi ia tidak berteriak atau marah. Sebaliknya, ia tetap tenang, meskip
ada yang terjadi antara aku dan Adrian, aku bersumpah. Tapi... aku tidak bisa menyangkal bahwa perasaan itu
pa saat, Bayu mengangkat kepalanya dan menatap Alya dalam-dalam. "Alya, aku percaya padamu. Dan aku percaya kamu tidak akan
Adrian, atau hanya terjebak dalam nostalgia yang penuh jebakan? Di satu sisi, Bayu adalah segalanya yang ia butuhkan-stabilitas,
jur pada dirinya sendiri untuk pertama
utuskan. Tapi aku juga tidak bisa terus berada di dalam ketidakpastian ini. Kalau kamu masih ingin bersama denganku, kita bisa mencoba memper
n itu mungkin berarti melepaskannya. Alya tahu, ia tidak bisa terus berada di tengah-tengah. Ia harus sege
nya. "Aku minta maaf, Bayu. Aku minta maaf
. Tapi tolong, jangan buat dirimu terlalu menderita. Kamu tidak perlu menyiksa dirimu
alinya dalam beberapa minggu terakhir, Alya merasa ada secercah harapan. Bayu tidak akan m
dari dilema hatinya. Tapi untuk sekarang, ia tahu apa yang harus ia lakukan: jujur pada dirinya sendiri dan
n itu adalah hal yang tidak pernah ia sangka. Alya tak pernah membayangkan Bayu akan bersikap sebijaksana ini, tidak memaksanya untuk segera membuat keputusan,
un Adrian... Adrian adalah bagian dari masa lalunya yang selalu ia simpan di sudut terdalam hatinya. Kini, perasaa
a menunjukkan kekecewaannya secara terang-terangan. Namun, Alya bisa merasakan jarak yang semakin terbentuk. Bayu tidak lag
ia merasa dorongan kuat untuk menghubungi Adrian. Ponsel
kan tentang makan siang kita waktu
enjawab pesan ini berarti membuka pintu yang bisa saja menuntunnya ke arah yang tidak ia inginkan. Namu
engar suara hatinya. Bayu atau Adrian? Masa depan yang sudah ia bangun atau masa la
ik pintu kamar tidur. Ia tampak lelah, tapi senyumnya tetap sama
Rasa bersalah kembali menghantamnya dengan kekuatan penuh. "Belum, hanya sedan
tahu, mungkin kamu masih belum punya jawaban sekarang. Tapi aku harap, kamu bisa memi
p ucapannya, bahkan ketika ia sendiri pasti sedang menderita. Bagaimana bisa pria
yang selama ini membebani hatinya. "Bayu... aku tidak pantas mendapatkan kebaikanmu," ucap Alya
r kamu sempurna, dan aku juga tidak berharap kamu begitu. Yang aku inginkan hanya kejujuran. Jika perasaanmu
ang telah memberinya begitu banyak cinta dan pengertian. Namun, dalam kejujurannya, Bayu juga memberikan Alya kesemp
ya bergetar. "Aku... aku merasa tertarik pada Adrian lagi, tapi aku juga tida
ikan adalah apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Kalau kamu butuh waktu, aku akan memberimu waktu. Tapi aku juga berhara
kan segalanya, termasuk kesempatan untuk memilih. Tapi kesempatan itu juga berarti
ma kuat. Adrian adalah masa lalunya yang penuh gairah, penuh dengan cinta yang dulu terasa sangat hidup. Tapi Bayu ad
embuat keputusan. Apakah ia akan memilih masa lalu, atau bert
ap keesokan paginya akan memberikan jawaban yang jelas-jaw
ambu