DI ANTARA DUA HATI
makan siang lagi minggu ini? Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan."_ Namun, meski undangan itu tampak biasa, Alya merasakan keg
iliki suami seperti Bayu-selalu penuh perhatian dan mendukung, tanpa pernah menuntut lebih dari apa yang bisa Alya berikan.
itu, Alya akhirnya membalas pesan Adrian. _"Baikla
jawab. _"Bagaimana besok, di
kenapa, ia tetap mengetik balasan: _"Oke, sampa
bahwa ini hanya makan siang biasa-tidak ada yang salah dengan bertemu Adrian untuk berbicara, untuk mengenang masa lalu yang kini hanya tinggal cerita. Nam
sebelumnya. Begitu mata mereka bertemu, senyum hangat Adrian membuat Alya merasakan kehangatan aneh di dal
uduk di hadapannya. Suaranya terdengar santai, tapi ada s
kecil, berusaha menjaga sikapnya tetap te
pekerjaan, tentang perkembangan bisnis Adrian, dan karier Alya yang semakin sukses. Namun, se
Alya," kata Adrian sambil menatapnya. "Tapi ak
terkejut dengan ketulusannya. "Tentu saja aku bahagia," jawabnya cepat. "Aku punya suami
a semua itu. Tapi kebahagiaan bukan hanya soal memiliki hal-hal itu, kan? Aku hanya
ng selalu ia yakini. Tapi kenapa setelah bertemu Adrian, ia mulai merasakan ada bagian dalam dirinya yang kosong?
ang ia harapkan. "Terkadang aku merasa ada yang hilang. Tapi aku juga tidak ingin m
yu, dan aku tidak di sini untuk merusak itu. Tapi aku juga tahu kalau kamu dan aku perna
i. Cinta mereka dulu begitu intens, begitu hidup, hingga sulit bagi Alya untuk tidak merasa tertarik kembali pada perasaan i
asaannya begitu kacau. Adrian masih menatapnya, seolah menunggu jawaban a
lah kejujuran yang selama ini ia pendam. "Aku memang masih punya perasaa
milih, Alya. Aku hanya ingin kamu jujur pada dirimu sendiri. Jangan berp
kan perasaan-perasaan yang dulu ia pikir sudah lama hilang. Tapi di sisi lain, ada Bayu-pria yang te
g. "Adrian, aku butuh waktu. Aku ti
lya. "Aku tidak akan memaksa. Ambil waktu yang kamu
alu telah membayangi pikirannya, membuatnya semakin ragu tentang apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidupnya. Di satu sisi, ada
inya semakin berat. Ia tahu, di antara d
sak, dan setiap tarikan napas seakan memperberat beban yang ia rasakan. Pertemuan dengan Adrian baru saja menggunc
mbali hadir dalam pikirannya, seolah mencoba membujuknya untuk mempertanyakan hidupnya
n matanya, serta kehangatan yang selalu ada di antara mereka dulu seolah memenuhi pikirannya tanpa henti. Ia merasa
sudah di rumah, seperti biasa menyambutnya dengan senyum hangat dan pelukan. Kali ini, pelukan itu t
odorkan secangkir teh hangat, seperti kebi
Namun, dalam hati, ia bertanya-tanya apakah Bayu bisa merasakan perubahan di
u, ada jarak tak terlihat antara mereka. Alya merasakannya, tapi tidak tahu harus berbua
belahnya, Bayu sudah tertidur, napasnya teratur dan damai. Alya menatap wajah suaminya dalam kegelapan, dan tiba-ti
ka perasaan terhadap Adrian tidak pernah benar-benar hilang? Bagaimana jika
sik bagian dari dirinya yang sudah lama ia kubur. Tapi ia juga tahu, mempertaruhkan pernikah
ndari kenyataan bahwa dua hati sedang beradu dalam hidupnya-Bayu, suami yang setia dan p
, ia harus membuat keputusan. Tap
ambu