Janur Kuning di Rumah Tanteku
ya. Semua aset dan perhiasan ikut serta dibawanya. Bahkan rumah yang ditinggalkannya itu sudah me
akukannya dengan sangat apik. Padahal baru saja kema
Betty terliha
arin ia datang ke rumah sakit, atau memerint
ak gadis semata wayangnya itu terliha
ahkan putrinya bergerak menuju rumah Ratih yang berjarak
ya, tanda-tanda keberadaan Asih pun tidak ditemui. Pintu rumah
ntai keramik yang berwarna putih. Belum begi
ni?" Jesi berta
dahinya, ia ikut meraba, memastik
gila, kan?" Jesi mulai takut, wajahnya s
uangan tersebut, termasuk dapur dan gudangnya. Semuanya terlihat berantakan, ditambah tangan Betty
tungnya berdebar kencang saat melihat sebilah pisau berlumuran darah terletak di atas meja m
ngarnya langsung
pa?" tanya
buat Jesi ikut terkejut. Tanpa harus dijelaskan ib
ab perempuan
, dadanya begitu sakit, kepalanya ikut pusing, apalagi ia fobia pada darah. Seketika ia mera
*
hu, kalian harus te
erintah pada tiga orang lelaki bertubuh kekar. Perawakannya menunjuk
mengajak Betty bicara. Betty yang kelihatannya sangat kehausan
yakit jantung. "untung saja segera di bawa ke rumah sakit, kalau tidak, saya tidak tahu bagaimana kondisi Bu Betty jika tidak segera dit
Betty tegas. Je
intahnya. Dokter yang menyimak perintah Betty langsung mundur, ia paham betul kar
lkan, Bu" sahut sang do
lari menuju ruangan Betty, wanita yang su
kalian membiarkan cucu saya keluar dari rumah
h belum begitu paham tentang apa yang dimaksud wanita itu. Lebih te
pun seorang Betty, ia tetap tidak bisa menutupi kesedihannya. Ya, hanya Asih yang ia miliki, cucu semata wayang dari anak lelakinya
tty tidak pernah memberitahu pihak rumah sakit bahwa Asih adalah cucunya,
nak lelakinya yang telah tewas di tangan istrinya sendiri, yang tak lain ibu dari Asih, Sekar. Selain itu ia juga tidak ingin beradu mulut l
Bahkan kini ia tidak tahu bagaimana k
t menawarkan jasa seorang perawat untuk mengasuh dan merawat Asih, namun Bu Ratih menolak. Beliau bilang
ia
ih licik dari apa ya
*
saja. Handphone yang selalu dipegangnya tak berhenti berdering. Ia sedang m
polisi saja?" s
a Asih masih hidup, tentu ini akan
orang lelaki tingg
nya berita te
apa?" Jes
r di rumah perempuan itu buka
n itu membuat Jesi d
ampel darah Asih yang masih ada di r
ama seperti kakaknya, Sekar. Mereka berdua menyimpan misteri masing-masing. Lantas, darah