PESUGIHAN BERUJUNG PETAKA
membayangkan kemewahan yang
disediakan oleh Aminah, tanpa sengaja Farah meliha
aku, apapun resikonya?" tanya Aminah me
Aku akan tunjukkan semua yang ku dapat nanti kepada orang-orang yang menyakitiku, terutama mas
mu siapkan diri kamu saja," ucap Amin
ong pinjami dulu ya, biasanya kan pakai mahar atau n
tu, sudah yuk kita makan dulu," ajak Am
n mewah milik Aminah. Berbagai hidangan enak terhidang,
ti mahal," ucap Farah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ber
pa yang akan menghabiskan
puan yang berusia dua blas tahun dan delapan tahun. Mereka
an mas Minto serta mas Jatmiko," jawab Am
an bareng kamu?"
nting di meja ini sudah tersedia makanan, pokoknya kalau merasa lapar ya makan," jelas Aminah
nggak usah mikir macam-macam," ucap Aminah samb
s tinggal di rumahmu sendiri, terserah mau ngontrak dulu atau gimana, mudah-mudahan nggak pake waktu lama k
jualannya gimana
r belakangan, yang pentin
kamu Min?" tanya Farah, sebenarnya dia meras
a Far,yang penting kamu paham semua ad
ko kira-kira bisa nggak
juga, dalam setahun dia sudah buka empat cabang, semua tokonya besa
angan membantah dan jangan sesekali menyela bicaranya!" titah Aminah tegas, saat itu mereka s
a bantuanmu," ucap Farah, matan
h nangis? Cepat hapus
tar lagi aku bisa menunjukkan semua kepada m
emput kesuksesan," ucap Aminah sambil tersenyum
aya titip ini Ki' gitu, sesudah itu jangan ngomong apa-apa lagi kalau nggak dit
ngan Ki Wardoyo terbuka, Ki Wardoyo keluar diiringi
u sangat hitam dan menakutkan, tapi s
dengan sopan lalu keluar meni
mat kamit entah apa yang diucapkannya, setelah lelaki itu hilang dari pandangan, Ki
, jangan duduk sebelum Ki Wardoyo menyuruh duduk!
api hati berdebar Farah
arna hitam dan gelap, di kanan kirinya Farah melihat banyak sekali uang berse
ang dan emas, mereka sampai di sebuah ruangan yang
duk
ap, tanpa rasa takut ataupun ragu. Ki Wardo
n, Farah menyerahkan amplop y
i," ucap Farah se
yum tipis, lalu dia melemparkan a
Wardoyo yang dari tadi mena
a sampai ke teratak ini?" tanya
besar Ki," jawab Farah seperti ada
ya Ki Wardoyo sambil menatap Farah dengan tata
edia Ki," jawa
arah dagingmu satu, apa k
arah mantap, dia tak peduli
ang datang dengan wujud seperti su
ia Ki!" jawa
jen berupa kembang tujuh rupa, telur ayam kampung dan tembakau sir
u Ki Wardoyo tersenyum dan memejamkan matanya serta mulutnya
meletakkan telapak tangan kanannya di kepala Farah,
o dengan suara serak, kemudian lelaki berpakaian serba hijau itu mencelupkan jar
g yang menerjang tubuhnya, dan tahu-tahu dia berada di lorong berwarna hi
u kedatangannya, tanpa berkata apa pun, Aminah menggamit lengan Fara
ap Aminah ketika Farah baru keluar dari kamar mandi. Satu
g cantik? Mungkin kamu butuh kaca mata M
ang bener loh," celetuk Aminah sambi
au nggak salah di depan pasar induk ada kios kosong ya
sti butuh modal banyak ya
dipikir, aku bantu sampai kamu sukses, kita berjuang sam
k motor nggak?
erabot keliling nggak bisa naik
tasi kamu, kalau sudah mulai jualan kita sama-sama sibuk, jadi aku nggak bis
aman buat ke sana ke mari," Aminah menunjuk del
otor Min?" tan
Far, motor-motor itu buat para pekerja yang membutuhkan kend
lumayan juga ya," ucap Farah, saat itu mereka berada di s
yang pasti melimpah karena tempatnya strategis," ucap
mensuplai barang-barang di tokomu, dan sekalian c
aku menggajinya?" bola mata Farah me
pat orang pasti bertambah
ngontrak rumah sendiri atau tinggal
an mau bermain-main dengan
mungkin barang-barang mulai di antar, kamu butuh banyak karyawan
ri ini cantik banget," Aminah menggod
ucapan Aminah den
ng dikasih Ki Wardoyo di tempat yan
knya aku ucapkan terima kasih atas semua
ir, yang penting kamu bis
h sangat senang ketika melihat pengunjung y
para pengunjung sangat panjang, Farah mengambil
ng, tampak Diah dan bu Ningr
ada ACnya lagi, jadi betah berbelanja,"
menantu tak tahu diri itu bekerja di sini," kat
di kacung di sini, jelas saja tetap melarat," suara sinis Diah menghentika
mbak