Om Duda and Me
ang mengantarkan Azalea pulang, karena dia ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya dengan cara mendatanginya di k
itam bertengger manja di hidung mancungnya bak ala g
k untuk membeli cake Red Velvet kesukaan
sihnya ia menuju resepsionis u
n Pak Akram di mana
buat janji?" tanya kembal
ngsung kalau seseorang dari SMA A membawak
an kantor atas sebelum mempersilahka
ng di luar tapi mungkin se
ini saja," ujar Viola. Resepsionis itu pun pamit
jam k
perusahaan bersama dengan
saja akan di mulai. Dia tidak melihat jika ada seseora
ainkan ponselnya pun tak melih
anita itu berlari me
menghalangi jalan Akr
?" tanya
p wanita itu sambil menadahkan tangannya sopan ke a
ngan pakaian sekolahnya datang ke perusahaannya. Dia melangkah setelah mengucapkan terima kasih kepada res
pada umumnya dingin dan cuek,
tersenyum lebar. Jika Dahlia sudah tau kalau itu kekasih Akram sebab foto Viola terpamp
undang semua mata untuk melihat ke arahnya. Betapa terkejutnya semua kary
melihat jelas kekasihnya berlari kecil ke arahnya, ia langs
kan pelukannya sembari tersenyum. Jika Akram masih bersi
arena melihat kekasihnya han
t ke kita?" ucap Viola pelan sambil menunduk. Akram melihat sekitarnya dan
at kekasih atasannya yang sangat cantik dan imut ini." Akram mencubit pipi
kerjanya. Ia melangkah setelah mengatakan kepada sekretarisnya untuk mengosongkan j
rta tatanan berbagai aksesoris yang ada di ruangan itu. Dia meletakkan cake dan kopi di meja yang ada di depan sofa itu. Matanya kemudian be
rsi kebesarannya, menarik pinggang Viola agar duduk di pangkuannya. Akram mengap
o ini ada di sin
kuk Viola. Viola merasa geli dengan perlakuan kekasihnya itu. Tapi ia membi
ekanak-kanakan ini?" tanya Viola. Ia meletakkan pigura
ayang? atau kau sedang
elihat tatapan para karyawanmu tadi. Pasti
ncintai anak SMA ini sekalipun dia kekanak-kanakan." Akram me
cinta padamu nanti, bagaimana? Kau mungkin akan le
iran di wajah kekasihnya. I
ku!" ser
ng-ulang kali? Aku sampai dimarahi Papa dan Mama karena pekerjaan ku terbengkalai karena memikirkanmu? Apa kau lupa, bagaimana bah
anita yang mampu menggetarkan hatiku. Mampu membuat bibirku selalu mekar ketika melihatnya. Aku tak ingin yang lain lagi. Aku hanya menginginkanmu. Aku
ar penuturan panjang dari sang kekasih. Hatinya selalu meng
kalau suatu hari kau sudah bosan padaku, bilang! Jangan bermain di
seperti itu. Aku tidak akan bo
uk erat pin
inta yang tak akan pudar meski berjuta rintangan di depan mata. Bibir mereka saling berpangutan entah siapa yang memulainya. Akram melumat lembut
asmara. Suara kecapan terdengar menggema di seluruh penjuru ruangan. Akr
ing Viola dengan nafas yang tersen
ou Viola
u too Akra
Viola mengambil inisiatif untuk memulainya. Ia membalas itu dengan tatkala lembutnya. Mereka berdua la