Iparku Ayah Anakku
enyadari dirinya telanjang di bawah selim
terjadi..." bisiknya pada ditubuhnya, matahari pagi menyelinap melalui celah
era kembali ke kejad
abuk, mendekapnya erat, menindih tubuh mung
nya tanpa daya. Setiap upaya untuk memberontak sia-sia, tang
angan..." suaranya ber
ri permohonannya. Dia terus melanjutkan aksi bej
perawanannya direnggut ol
ku!" pikiran itu menghantam
dari bahwa pria yang melukainya adalalir deras di pipinya. Dia merasa
tertidur di sebelahnya, tubuhnya yan
m hatinya, Andini segera meraih pakaian yang ber
darah disprei yang berwarna putih bersih. Pusat
erit Andini, suaranya p
kan apa yang sudah
t, mengerjap-ngerjapkan mata sa
hat Andini yang berdiri di hadapannya
jadi?" tanya Rama deng
i mengulang pertanyaan itu d
mu... kamu telah memperkosa aku,
m, wajahnya b
aya... saya tidak mun
, Mas!" Andini berteriak,
saku. Aku mencoba melawan, aku mencoba
mendalam. Dia menyadari bercak darah di sprei it
. Saya mabuk... Saya tidak sadar apa yang aku lakukan.
! Kamu pikir maaf bisa mengembalikan keperawanan akuaku bisa menghadapi semua ini? Sedangkan kamu adalah kakak iparku, Mas! Bagaimana aku b
meras
Anjani. Saya sangat mencintai dia
ir mata. Semua ini sangat kalut,
ndini. Saya akan melakukan apa sa
au konsekuensi. Kamu telah menghancurkan keluargaku, kepercayaan
keluar dari kamar hotel, meninggalkan Rama yang terpa
akhir dari sebuah kepercayaan yang hancur, meni
k sampai jam dua bela
ayangannya belum juga pulang padahal Rama s
ugup. Dia sangat cemas, keringat d
ar meniduri adik iparnya, dan sekarang
Kamu kasih dia kerjaan sebanyak apa?" Suara
iam-diam ia juga lebih khawatir karena sudah pas
Andin lagi ketemu s
malam yang suka keluyuran apalagi clubbing! Apalagi d
lembut. "Biar saya yang cari Andin sekarang, ya. Ini sudah m
a, tangannya sudah mengamb
meraih tangan istrinya, meman
i sang adik. Sejak kecil, Andini adalah anak yang man
alah dan kecemasan. Di tengah derasnya hujan dan angin kencan
i sifat yang sangat berbeda. Anjani selalu ceria
yang berhenti dan mengerumuni sesuat
mbil payung dan turun,
pada seorang ibu-ibu penjual tis
g jawab.." suara ibu itu terlebur hujan, dan Ram
dan khawatirkan tengah terduduk di trotoar d
dan segera mendekatin
uka?!" Suara Rama penuh kekhawatiran, dia
song. Dia seperti sudah k
ma bengong ditanyain nggak dijawab. Yang nabrak kabur, Ma
uarganya, Pak. Terima
ni, hatinya semakin hancur
rteduh dulu ya... saya
dengan tatapan marah
rah bertemu lagi deng
mengatakan apa-apa, dunia
berputar dan gelap. Andini pingsan