Iparku Ayah Anakku
a Rama dengan suara dingin
ri dokumen yang benar di laptopnya, namun tidak menemukannya.
ah berlaku hangat pada Andini. Tatapannya tajam bak e
ak bisa diterima. Rapat ini sangat penting dan kamu
uk, merasa mal
sekarang," perintah R
gangan di udara. Sesampainya di ruangan, Rama berdiri di belaka
intah Rama ta
menatap meja, tidak berani m
nggi. "Sekarang, kamu memberikan data yang salah untuk rapat penting. Itu memalukan. Dan apakah kamu tidak
a maaf, Pak. Saya sedang berusaha menyesuaikan diri dengan pekerja
i bukan tempat untuk orang yang hanya 'berusaha'. Ini adalah perusahaan yang
ncoba menahannya. "Saya akan lebih berhati-hati, Pak. Sa
harus memahami bahwa setiap tindakanmu membawa konsekuensi. Jika kamu tidak bisa mengikuti ritme
a hancur. "Jangan mentang-mentang karena kamu adik ipar saya kamu bisa seenaknya, Andini. Ingat, kamu saya terima di perusahaan ini ka
adar Rama menerimanya karena tidak mungk
ebih baik lagi, Pak. Tolong be
"Ini kesempatan terakhir. Jika kamu membuat satu ke
gan Rama dengan langkah gontai, mencoba menenangkan diri. Namun, kejadian-kejadia
*
ke man
-barangnya bersiap pulang menatap Ra
Ada yang Anda
ke acara pesta pertunangan investor baru kita. Itu
jadi dia mengangguk. 'Baik, Pak.
ai ini saja. Ayo, kita
Biasanya, Andini yang menyetir untuknya, tapi ka
ng, seolah-olah ada sesuatu yang
ponsel Ram
ke seseorang di seberang
rnya tengah malam banget, jadi kita-kita mau sekalian ngina
ghela nap
a bo
kasih suamiku
alam ini mung
T
diputuskan begitu
dia sedikit kesal dengan si
kursi penumpang, mencoba memahami apa
el mewah tempat pes
usaha menjalankan tugasnya dengan sebaik mu
rut, dan Rama ter
Rama menuangk
num." Andini menolak denga
ak iparnya mabuk. Dia pikir Ra
a lagi, pria itu tampak sedang ban
a. Lebih baik berhenti, Pak." Andini menerim
emah?" Rama kembali
vestor yang sangat saya inc
eg
u meneguknya dalam sekali teguk. Diing
an saya
Rama berakhir harus
h Rama menuju kamarnya sembari berusaha m
teleponnya..." Andini berbisi
a di kasur king size itu. Kamar ini sang
erangan dari cahaya
alakan lampu, tiba-tiba tangan be
-pa
mau k
canggung, mengapa Rama
Sa
ba menariknya dan terus me
ani..." Andini berusaha melepaskan ce
a Rama sudah berada di atas tubuh Andini dan m
as Rama! Aku bu
ndih tubuh mungil Andini me
g, Andini bisa melihat wajah t
dini
sempat bereaksi, Rama menundukkan kepa
emberontak terasa sia-sia, k
gan..." bisiknya d
bisa menghentikan pri
ar, Andini merasa semakin terperangkap, hati kecilnya ber