Pemuas Nafsu Keponakan
endengar Aldi membuk
, Tante Rin
k badan, mau istirahat, Bu. Jadi
a, kamu suda
u. Tadi saya bi
kan Tante Rina beristirahat dulu. I
anti Aldi bantu b
u dengan panggilan mesra "Tante Rina". Entah apa yang telah terjadi, perubahan drastis itu membuat hatiku terluka lebih dalam. Aku merasakan penderitaan yang bertumpuk di dadaku, menghimpit setiap napask
energi yang aneh mengalir melalui pembuluh darahku, menggoyahkan kesadaranku yang hampir pingsan. Setiap sentuhan lembut dari kain selimut yang menutupi tubuhku sekarang terasa seperti sentuhan berapi-api, membuat napasku semakin pendek dan teren
" pikirku dalam kegelisahan. "Aku tidak
egang. Aku pun mendesah. Perasaan bersalah bercampur dengan kenikmatan yang tak terelakkan, menciptakan konflik dalam benakku. Tubuhku bergetar hebat, merespons sentuhan yang tak sengaja aku
enikmati ini," renungku denga
uhku yang lemah, aku merasa malu dan jijik terhadap diriku sendiri. Aku mencoba melawa
aku tidak ingin ini
ikmatanku. Sensasi yang berkecamuk di tengah campuran rasa malu dan nafsu membuat setiap sentuhan terasa lebih intens. Aku menangis di antara desahan yang terputus-putus, merasakan dorongan yang tidak tertahankan un
tidak bisa mengontrol tubuhku sendiri?"
asur di bawahku. "Ahhh... ahhh... ahhhhhh..." desahanku semakin keras, memecah keheningan kamar. Tubuhku larut dalam gelomba
elumnya, mendera tanpa henti. Sensasi mendominasi kesadaranku, membuatku merasa seperti terperan
ata terus mengalir. Dalam hati, aku memohon agar semua ini segera berakhir. "Aku benci