icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pemuas Nafsu Keponakan

Bab 2 Chapter 02

Jumlah Kata:1061    |    Dirilis Pada: 22/07/2024

u. Angin berhembus lembut melalui celah jendela, membuat tirai bergetar pelan. Aku duduk di tepi tempat tidur, mencoba menenangkan p

memutuskan untuk berkeliling rumah sebentar, mencoba mengalihkan pikiran. Ketika melewati kamar Aldi, langkahku tiba-tiba terhenti. Ada

an kakiku. Aku merasa seperti berada di ambang sebuah jurang, tidak tahu apakah aku harus melangkah maju atau mundur. Suara desahan itu semak

ama hanya akan memperburuk keadaan, namun aku tidak bisa menggerakkan kakiku untuk pergi. Akhirnya, dengan

ayangkan apa yang mungkin dilakukan Aldi hingga menyebut namaku dengan begitu intens. Pikiranku berkelana ke berbagai kemungkinan, tetapi setiap bayangan hanya

﹏﹏﹏﹏﹏

kali dia melihat lekukan tubuhku, perasaannya bergejolak. Aku bisa merasakan pe

ggil Aldi. "Aldi, bisa tolong ambilkan panci di

gemetar, panci itu hampir terlepas dari genggamanku. "Maaf, Tante," kata Aldi ce

il mencoba tersenyum, meskipun hatiku berde

kulakukan. Tatapan Aldi tadi siang terus terbayang di pikiranku.

sangat dikenalnya. Aldi kembali meracaukan namaku dalam desahan yang p

aduk antara rasa malu, bingung, dan marah. Dengan hati yang berat, aku kem

rudung. "Kenapa ini terjadi?" pikirku. Aku merasa jijik, bukan hanya pada ap

g sebenarnya terjadi di antara kami?" tanyaku dalam hati, merasa campur aduk antara

ahwa aku harus berbicara dengan Aldi tentang hal ini, tetapi keberan

ul setiap kali aku mengingat tatapan Aldi. "Apa yang sebenarnya terjadi di antara ka

﹏﹏﹏﹏﹏

sedang tidak ada. Saat aku sedang makan siang, Aldi mendekatiku.

a. "Ah, tidak perlu,

ring, aku mendengar suara kecil di belakangku, namun tidak terlalu m

hanya mengambil air," j

riga. Aldi berdiri di sudut ruangan, sibuk dengan sesuatu, nam

u mulai merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhku. "Duh, kenapa ya?" gumamku dalam hati, mencoba

tiap perubahan kecil pada diriku. Dia tampak s

il menyentuhku dengan lembut. "Tante, kelihatan lelah. Mungkin

, tolong jangan begitu. Tante merasa tidak n

emukan ketenangan. Namun, Aldi mengikutiku. Saat aku sampai di kamar, dia memelukku

. "Aldi, tolong jangan seperti ini," bisikku dengan suara gemetar, berusaha melepas cengkeramannya dari tu

penuh nafsu. Rasa takut dan kebingungan semakin menguasai diriku, namun aku tidak bisa memarahi atau menolak Al

ku tidak akan kemana-mana. Tangannya mulai meremas-remas payudaraku dengan penuh gairah, sementara napasnya semakin panas dan cepat. Batangnya yang mengeras pun meneka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka