Istriku Berasal Dari Kerajaan Medang
jam aku berada di bawah jembatan pinggir sungai ini bersama seorang ga
enti sedikit demi sedikit. Aku berusaha membangunkannya dengan
orang-orang, bisa-bisa aku dihajar karena dikira seda
ari cara untuk membangunkannya
k mengenakan kemejaku yang sudah kutinggalkan di dekat trotoa
di bawah jembatan kota. Gadis itu terlihat sudah dilukai terlebih dahulu, da
ena melakukan kesalahan yang tidak pernah kulakukan. Aku menep
ngan mengguncang-guncangkan tubuhnya. Aku berharap agar dia segera sadar d
ia tetap tidak merespons. Rasa putus asaku semakin
hujan akan turun lagi tak lama lagi. Dengan susah payah, aku tetap menggendong gadis itu. K
gadis ini ringan juga, ya?" aku berbisik pada diriku s
ni menuju rumahku. Pikiranku dipenuhi kekhawatiran akan apa yang akan dikatakan orang jika
orang yang melihatku yang tengah berlari kencang seperti sedang menculik seorang gadis. Tetapi, dalam keadaan
orang tuaku selama bertahun-tahun. Mereka memberikan rumah ini untukku dengan harapan aku bisa hidup mandiri da
ya. Itu adalah bonus tambahan yang membuatku semakin bersyukur. Aku tidak perlu bekerja
berlari menuju rumahku. "Sekarang saatnya!" Dengan semangat, aku meluncur dari halaman depan rumah ko
amat
di sofa. "Tidak mungkin, hahaha. Aku membawa pulang seorang gadis dan menid
n untuk mandi dan mengganti pakaian yang basah. "Aneh,
sekaleng kopi yang ada di dalamnya, lalu kuminum sambil menghadap ke arah luar jen
"Semoga dia baik-baik saja dan tidak membuat kekacauan di rumahku," gumamku sambil meneguk kopi dengan perasaan campur aduk. A
duduk kebingungan di sofa rumahku dengan paka
nu, deng
irik ke
akan turun dengan deras lagi. Jika rumahmu tidak jauh,
atapannya menunjukkan
dan meminta mereka untuk segera datang dan menjempu
masih sa
mpang-camping ini, lebih baik cepat pulang agar
atap wajahku. "Sebe
an juga ia nam
rmasuk kawasan rumah kost yang pemiliknya
man ini
ar tidak sopan menyebutku sebagai paman! Jika d
n!" Jawabku dengan sedikit kesal karena dia terus memanggi
kuberikan payung agar kamu bisa pulang, tapi aku akan
pulang, dan aku juga tak tahu
u benar-benar membawa korban perc
anti atau lusa untuk segera membawamu dari rumahku, aku j
sana. Aku berharap dia bisa mene
pakaian basahmu itu?" tawarku, sambil meraih remot TV dan menyalaka
ku ingin melaporkan ses
an, kini berubah menjadi sangat agresif dan menghancurkan TV LED-ku menggun
dengar suara yang sangat keras, ada apa?
kelakuan kucing peliharaanku sendiri yang suka naik ke atas tangga dan perabotan rumah dan tanpa sengaj
ada keperluan lagi,
ku, seraya menutup telepon dengan gebuhku gemetar sembari menutup tele
keheningan yang tegang, "Kamu ternyata sangat ku
penuh nafsu membunuh. Aku berusaha mencari cara untuk
au mandi?" tanyaku dengan suara yang sediking bisa menembus keadaannya