Istriku Berasal Dari Kerajaan Medang
kita
anku. Ia pergi menjauh dariku setelah berkata demikian, meninggal
mikirkan perjuanganku selama ini untuk membuatnya merasa senang dan bahagia? Apa dia juga tidak memikirkan berapa banyak biaya
ja ia bercerita kepadaku tentang apa saja perbuatanku yang salah, mungkin aku
alu. Beberapa orang yang lewat menatapku dengan rasa penasaran, mungk
ada aku pusing memikirkan perkataan bodoh dari ma
g sangat lebat. Benar-benar hari yang sial! Aku merasa seperti tokoh utama
nimarket terdekat. Mengeringkan diri sedikit, aku memutuska
enenggak minuman tersebut. Kupandangi langit yang semakin gelap dan pe
ri minimarket dan langsung pulang, tapi karena masih kepikiran dengan ucapan gadis bodoh itu, aku
, kasir minimarket yang cantik sedang melayani pembeli dengan senyuman.
dak dilarang, kan?" gumamku pada diri sendiri sambil tersenyum
n berhenti. Sembari menikmati pemandangan kasir minimarket yang sibuk melayani pelanggan, dengan suara rintik
, seseorang menepuk ringan pundakku. "Maaf, Kak, di
empel di mulutku. Seorang pria muda berseragam minimarket yan
ku dan menyimpannya kembali ke dalam bungkus.
sa malu! Tanpa sengaja, aku melihat kasir cantik tadi tengah tertawa sambil m
i dekat pintu toko. Untuk menghilangkan rasa malu, kutenggak lagi minuma
esuatu yang membuatku terkejut. Pria yang tadi memperingatkanku mengelus lembut
ng menyemburkan minumanku dan terbatuk-batuk,
ngan kasir dan pria berseragam itu. Mereka terlihat terkejut, lalu
aja, Kak?" tanyanya deng
ng semakin menumpuk. "Iya, aku baik-baik saja, hanya
ata, "Maaf kalau kami membuatmu terkejut
! Aku sudah muak dengan hari ini! Mungkin saja ini
ng hujan lebat dengan pakaian yang basah kuyup. Aku berjalan hingga
k berteduh kembali. Saat sampai di sana, aku melihat rumput di daerah itu sudah terlalu tinggi dan
n sungai. Botol itu melayang di udara, memantul sekali di permukaan air, dan akhirnya menghilang
indung dari hujan, meski masih sedikit lembap. Sambil duduk di san
, menatap ke arah sungai yang deras mengalir.
rbuang dari kemejaku. Saat aku meremas kemejaku, tanganku tak sengaja meme
aku teringat sebungkus rokok yang tadi tak sempat kubakar
uat tenaga, aku membuang sebungkus rokok yang masih tersisa enam batang di dalamnya. "Buan
a aku merokok? Kuingat-ingat alasanku mulai merokok dan
g lalu saat-" Aku berhenti mengoceh saat mengin
n kami secara sepihak dan tanpa penjelasan sedikit pun! Saat itu
u. Kenangan itu membuatku melamun, meratapi semua kejadian sial yang hari ini terjadi. Dari saat aku keluar rumah, diputuskan
esuatu yang terlihat seperti tubuh seorang wanita y
si karena hari yang penuh kesialan ini. Dengan hati-hati, ak
Kuperhatikan dengan seksama, ternyata itu memang tubuh manusia yang mengapung di pinggir su
Dengan semua hal yang terjadi seharian ini, aku sangat tidak ingin
anku menuju tempat di mana aku menyimpan kemejaku. Saat berlari, pikiranku dipenuhi ketakutan
terdengar seperti desahan lemah. Kutengok sekeliling, mencoba mencari sumber suara tersebut. Kulihat sekelil
nding saat mendengar kembali suara seo
membuat bulu kudukku berdiri. Apakah tempat ini angker dan berhantu? Apakah si
nyalah ingin segera pergi dari tempat
...paman..." Apa
ir sungai...tolong angka
!
ilik suara ini. Rasa takutku berubah menjadi rasa tanggung jawab. Kuberanikan diri menengok
kuberanikan diri mendekat dan menarik tubuhnya yang lemah keluar dari air. Setiap t
r tenang, meskipun hatiku berdebar kencang. Gadis itu terlihat sangat lem
h-engah menandakan bahwa dia kelelahan. Entah apa yang s
lah kata terakhir yang kudengar darinya sebelum
nnya yang lemah. Pikiranku berkecamuk dengan pertanyaan-pertanyaan tentang siapa