Insafnya Seorang Gigolo
ihkan tubuhku, Kakak kan sudah lelah dari
sebelum melangkah menuju kamar mandi ruanga
ku," ucapku dengan hati-hati saat
-sama, terima kasih juga tela
sesuatu?" tanyaku de
untuk kamu?" jawabnya sambil tersenyu
kubicarakan dengannya, tapi perasaank
nomor HP? Itu pun kalau nggak ada yang
il tersenyum manis, membuatku merasa sedikit lebih ber
i rudal milikku, ternyata dia mulai mengurut
tapi lu juga jilat punya gue
a aja, yang pentin
udian bokongnya yang semok perlahan semakin mendekat ke wajahku, tak
au harum miliknya. Sedangkan dia mulai memasukkan rudalku di dalam mulutnya yang
lebih lama juga, aku merasakan itu seperti tersiksa di sisi lain,
ikit memalingkan wajahku
ohon masukkan di l
dia langsung memutar t
elum dia melesakkan pinggulnya dia men
ng memberikan penetrasi, jadi tidak begit
.." desah ka
engen ciuma
dia langsung membungkuk ke arahku, dan aku langsung menyambar bibirnya yang sedari tadi membuatku
hhh !" guman kami
n ini begitu sangat kunikmati. Rudalku dengan bebas mengobok obok setiap lapisan dan setiap ruang di d
lepas lumatanku untuk sekedar mengeluar
hhhh Lannn... sum
bih cepat... sayangggg... ouuuhhhhhgg"
juga enak banget, say
banget rasanya," lanjutnya, merasa
mungkin aku akan jadi orang paling bahagia
, ingin memilikiku sepenuhnya, seolah dia tidak bi
kamu, tapi aku nggak punya apa-a
p kamu mencintai dan menjaga aku, itu sudah membuatku baha
amu yang hampir sempurna. Biarlah aku sendiri yang merasakannya
saling melengkapi kekurangan masing-masing, y
ti," tanyaku dengan kebingungan. Di
n dengan dirimu sendiri. Aku percaya, k
ni?" tanyaku lagi, kali ini dengan
i bisa bahagiain aku juga," lanju
uatku begitu cepat mencintainya, aku bingung, namun
sedang masa subur, bagaimana kalau aku hamil?" keluh Wulan ke
tu. "Aku akan bertanggung jawab, Say
a. Mungkin ini adalah cinta pandangan pertama. Aku yakin cinta itu bisa datang kapan saja, tanpa
ru saja selesai dan semoga saja dia belum menyadari hubungan kami berdua. Perlahan, Wula
entle banget deh," ujar Wulan s
i, dia langsung ke
pnya dengan ringan saat m
awabku s
amu aja?" tanya Kak Anti sambil menepuk
au memanggilnya begitu," jawabku menge
ergi, Mbak Lala dan Ping
um?" tanya Mbak Lala saa
g besok udah bisa kelu
wal dia sadar, langsung n
hi, mencoba memaha
h," jawab
dengan jawabanku. Dari ekspresi wajah
gitu?" tanya Pingki, tak mampu menyembunyika
jalan sambil teriak 'Horeee! Rina sudah
amparan keras me