icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Insafnya Seorang Gigolo

Bab 2 Pengorbanan

Jumlah Kata:1017    |    Dirilis Pada: 02/07/2024

iku, orang yang paling pengertian dan peka, meski belum melihat

melingkar di lenganku. Di seberang kami, Mbak Lala memandangi

a bisa sembuh secepatnya, asalkan mendapatkan donor gi

kalian hanya bisa diam di sini menunggu Rina menghe

anak yang tercemar ole

dengan air mata yang mulai menetes. Mbak L

kanlah hal yang mudah, harus memenuhi beberapa syarat. Dan sejujurnya, kami berharap kamu lah yang bisa

semenit yang lalu tidak ada air mata, benar wanita sangat misterius bagiku, d

agi, ayo!" ucapku ta

dan hendak kuturuti la

uju!" seru Kak

adekku harus mendonorkan

ngan mau dibodohi oleh wanita-wanita perek di sekitarmu itu. Mereka hanya memanfaatka

rusaha menenangkan hat

anmu. Tidak menutup kemungkinan kamu nggak akan bisa memiliki tubuh yang fit seperti sebelumnya," jel

injal memang tak bisa seaktif sebelumnya. Namun entah mengapa, hatiku sangat ingin membantu Rina, wala

orot mata mereka penuh harapan, seolah berharap banyak dariku. Sementara itu, kak Anti

. Dan aku mohon Kakak minta maaf ke teman

jenak, sebelum akhirnya menjawab, "Baiklah, jika itu sudah menja

n tiba-tiba, Mba Lala memanggilnya, membuat

kami anggap sebagai keluarga kami. Tetaplah di sini untuk mendukung pilihannya.

pipinya. Hatiku seperti terpanggil untuk segera memeluknya.

campur aduk kala itu-bahagia, haru, terenyuh, namun di sisi lain tubuhku

n 'rudal'ku mulai bereak

dalam keadaan haru seperti ini,"

u menjadi lebih lega. Meski 'rudal'ku masih belum mereda

suntik menembus kulitku. Namun, tak lama kemudian tubuhku mati rasa total, tak mampu

u terpasang lampu yang menyala terang. Pandanganku tertuju pada bagian tubuhku yang mulai dibelah oleh petugas kesehatan. Kulihat daging kenyal tersembul keluar dari belahan yang baru saja mereka bedah. Hati kecilku merasa geli, mua

is juga mere

melihat beberapa tangan merogoh di dalam tubuhku. Terakhir yang kuingat sebelum mataku benar-

menyeramkan seperti sebelumnya. Di ruangan ini, aku ditemani oleh Mba Lal

n kantuk, menggambarkan betapa gigih

ucapku dengan suar

embali terasa di b

ucap Kak Anti dengan semangat, m

akit yang menggelayut di perutku membuatku menyadari bahwa

an tertahan, merasa kesa

mu perlu istirahat selama tiga hari. Itupun jika lukanya

obat penahan nyeri yang diberikan petugas," l

namun ketika sendokan ketiga, aku kembali merasakan sakit yang amat sanga

apku sembari memalingkan waj

serta berwarna-warni, bagaikan pelangi di langit. Kembal

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka