icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Sendal Jepit

Cinta Sendal Jepit

icon

Bab 1 Terjebak Pernikahan

Jumlah Kata:1286    |    Dirilis Pada: 30/06/2024

.. Ti

i nampak begitu ramai dan padat merayap sehingga kemacetan pun tak dapat dihindari. Seseorang berjalan balik m

a razia

n itu ada, yang terpenting aku bisa lolos dulu dari polisi. Kalau saja aku tadi tidak terburu-buru, mungkin stnk tak akan ketinggalan seperti ini. Fikiranku tadi saat hendak berangkat ha

nggak ada tembusan." Seru seseorang,

k, yang penting aku nggak berurusan sama poli

gan yang hanya membuat bising telinga. Roda motor pun melaju semakin kenc

en

ak ada lagi cahaya lain selain dari sorot lampu motorku. Sedangkan kiri dan kanan di kelilingi poh

ur

dari sungai dengan kondisi yang gelap pekat. Bahkan sendal yang kupakai juga hilang entah kemana. Aku menangis

hantu dan binatang buas yang datang. Hi ... ngeri! Ya kecuali tiba-tiba ada keajaiban ada pangeran tampan yang mau membantu, membawa seb

tanah yang ditumbuhi rumput. Kulantunkan doa tak henti berharap ada keajaiban datang. Tiba-tiba dari kejauhan samar-samar terlihat

malam ada di sini?" s

mu sendiri ngapain malam-

Ini saya mau ngambil

k ada air?" tanyaku kem

!" Sahutnya seraya berlalu dan berdiri pada

erlihat jelas di sana sepeda motorku tengah

ok berenang di situ?" Ujarnya sera

rang. Di kira moto

u-satunya di tempat ini sudah kujitak kepalanya

uin aku ngeluarkan

pi paling besok, karen

u pulangny

*

ngan-jangan dia orang jahat yang sengaja mengambil kesempatan dalam kesempitan. Bukankah kata bang

ik tentangnya. Katanya, ia tinggal bersama ibunya, jadi kupikir dia tak

di tempat tak jelas dan seram begini, ya kan! Dalam perjalanan ke rumahnya,

gga dia berhenti dan meli

ndalnya di mana, jatu

nanya sendiri,

raya membungkuk kan badan

a peluit di tiup nyaring, aku mengedarkan pandangan ke arah sumb

an kampung ini sudah jelas, selepas maghrib dilarang

para hansip ini tidak peduli, mereka justru mau menggiring kami ke balai desa. Aku hanya berd

a berhenti sebentar kaki dia sakit, izinkan saya meminjamkan sa

gkan dia malah bela-belain jalan tanpa alas kaki. Ketika aku memandangi waja

pede amat

rang warga di suruh memanggil ibunya Agung. Tidak lama salah seorang tetua adat berbicara, menjelaskan peraturan di kampung ini

macam apa ini? Saya saja baru tahu nama dia tadi.

ka aku tidak punya pilihan lain. Karena kalau itu

aneh saja mereka, emang mereka pikir nikah itu semudah membalikkan telapak tangan, eh bukan emang mereka pikir n

a berontak, akan tetapi Agung membisikiku bahwa ikuti saja prosesnya, biar lebih mudah untuk keluar dari kampung ini. Nanti dia

opoh-gopoh ke balai sambil berkata "Ya ampun Le, kok kamu mala

ang-orang, main hakim sendiri saja. Lagian kenapa aku bisa berada di sini sih? Rasanya kaya

kawin saja yang belum ada. Aku menoleh pada Agung, niat hati mau menuntut banyak. Akan tetapi ini kan cuma perni

u mas kawin apa? Biar disiapkan. Tapi

ku, sepasang sandal yang dipinjamkan Agung tadi walaupun sudah buluk te

kata," Aku minta sepasang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka