49 Hari Bersama Tawanan Sexy
perti dalam film kerajaan. Berwarna emas dengan bentuk sandaran berukir, sp
neh, mencurigakan, menakutkan. Tamara tak mengenal Jeff, dia yakin itu. Sedan
pisau dan garpu. Tamara tahu fungsi kedua benda itu adalah un
njutnya dia kembali meletakkan kedua benda tersebut. Makanan yang terhidang di depanny
ich dengan pisau dan garpu. Memang tidak salah, tapi itu bukanlah hal yang
eff menatap Tamara. Paras tampan dengan garis rahang t
g." Tamara me
tak tertebak. Setiap kata yang pria itu ucapkan pun seperti tak memiliki emosi, hanya mengalun tanpa nada. Tamar
berhoodie mal
ngannya bergerak pelan meraih pisau di atas meja. Saat Jeff perlahan mendongak, menatap matanya, tengku
Jeff singka
a jatuh ke lantai. Kedua tangannya kini mengepal di atas meja, gigi Tamara bergemeretak, menatap
il
r amarah Tamara, membuat perempuan cantik itu bangkit berdiri. Menggebrak meja k
k gue? Brengsek
tunangan gue bakal dateng ke sini, dan ng
sengaja membuat Tamara kesal. Jeff mengangkat kedua tangan
nggak sekap kamu," ka
t Tamara meraih piringnya, me
a. Piring itu menghantam lengannya dan pecah, menyisakan luka denga
Jeff, menata
auh. Ditatapnya pecahan piring di lantai yang dihiasi darah dari lengan
berdiri di dekatnya dan menunduk hormat, Tamara segera menghindar menjauh. Belasan orang itu bekerja sama membersihkan kekacauan kecil yang
encoba mencerna apa yang terjadi. Dia pikir di rumah sebesar ini hanya ada dia d
ra. "Sekarang, mau melihat laut?" tawa
perhatiannya. Darah masih merembes keluar, menetes ke lantai mengotori keramik bermotif cantik i
ajak
siku. Tamara menggunakan pakaian bagian lengannya untuk membersihkan darah di samping luka. Dia mengusap lembut, takut akan
lebih pendek darinya. Tamara yang menunduk untuk meniup luka di tangannya terlihat begitu
a gelap Jeff seakan mengunci Tamara, membuat perempuan itu tak bisa membuang muka. G
ara
isau yang menggores hatinya, mengukir sebuah nama yang tak bisa ia kira. Mencoba menyelam lwybih dalam pada ma
asakan perasaan menyakit