49 Hari Bersama Tawanan Sexy
. Perlahan, kelopak yang terpejam itu terbuka memperlihatkan lensa bulat kecokla
itu berusaha bangkit duduk. Dia memutar kepala, mencoba mengenali ruangan y
, yang dijawab gemerisi
dingin. Dengan bertumpu pada tiang-tiang ranjang, Tamara berdiri dan melangkah me
gan jelas pemandangan di luar sana. Yang pasti Tamara bisa menangkap beberapa pohon yang bergoyang seirin
ubuhnya. Gaun putih bermotif bunga-bunga kecil hingga bawah lutut terpa
e bisa ada
. "Tadi malem gue nganter Shakir
ng yang memiliki empat buah tiang dan selam
ue, h
k begitu Tamara pedulikan. Matanya hanya awas mencari benda pipih yang dia beli tiga bulan lalu
ia
da, krem. Kakinya yang tak beralas melangkah cepat. Ternyata pintu it
anjang dengan model melingkar menghubungkan lantai dua-tempat Tamara berada-dan lantai
ma mimpi?"
n hawa dingin yang menembus kulitnya, Tamara menggosok-gosok lengan berlapis kain tipis agar lebi
ri keberadaan sosok lain di sana. Saat lagi-lagi hanya kekosongan yang Tamara temukan, dia bergeg
ag
alu fokus pada anak tangga. Tepat di depan anak terakhir tangga, s
n sarapan?
, tangannya yang bertengger
pa?" t
wab pria i
na?" Tamara menelan ludah, berusa
ada Tamara. Bukannya menjawab, dia malah ber
Anda s
ngannya yang berkeringat dingin menjambak rambut kuat. Namun, dia tetap mengikuti langkah
f. Dia menghitung dalam hati. Setelah hitungan ke tiga, kepa
gkuknya. Dia berbalik, menata
tak memperhatikan langkah, kaki kiri perempuan itu ters
masih berdiri tegak. Dia menatap Tamara datar. S
nyanya. "Ay
berbalik dan melangkah santai meninggalkan Tamara. Perempuan berparas canti
e bakal dibun
yo
ima meter darinya. Melihat mata tajam yang menatap tanpa emosi itu membuat Tamara se
Jef
H
knya, harus ada jarak sekitar dua meter di antara mereka. Kalau-ka
? Maksud gue,
ja Tamara kembali mengepalkan tangan di udara. Namun, demi keam
bawa gue k
H
lut terkulum rapat Tamara mendorong tubuh
tu jauh lebih luas dari dugaannya. Entah sudah berapa kali Tamara masuk keluar
. Pria tadi, J
Rumah yang sudah seperti istana, bahkan dia mendan
gila,"
an Jeff. Tidak ada suara langkah yang mendekat juga. Tamara bergegas meraih
kunci?" b
las di atas pasir lembut. Telinganya dapat menangkap deburan ombak yang me
" Langkah perem
iri, depan, belakamg, hanya ada lautan yang tertangkap matanya. Ruma
pul
jadi sa
empuan itu jatuh terduduk, menatap Jeff yang berjalan
mengeluarkan tangan kanan dari dalam sa
A