Never Ending Pleasure
cca tidak pernah melihat lagi seorang dosen tamu yang sel
erumur 35-an? Becca tak pernah mencari tahu data pribadi pria tersebut. Namun yang pasti, B
g pasti, siluet pria itu melekat pada ingatannya. Bahkan, bagaimana aroma parfu
ia sudah berniat untuk tidak memikirkan hal itu lagi. Namun alam bawah sadar seakan selalu
ya mulai menjelajah ke penjuru tempat, mencari sesuatu yang bisa ia bawa pulang sebelum kembali mengurung diri di kamarn
berapa orang mengenakan jaket hitam tampak mengepung satu orang berjas mewah. Jantung Becca berdetak cepat, ia sedang
genali pria ber
n Lam
menodongkan pisau lipat pada Prof. Lambert?? Tanpa berpikir panjang, bahkan Becca tidak berpi
mulai menyebar di perutnya. Kaus tipisnya terkoyak, cairan amis berwarna merah menyebar cepat di sana. Sementara para pria
erut Becca. "Kau bodoh atau bagaimana sampai melompat begitu
tu mengerutkan kening, sambil mengetatkan rahang, sebelum akhirnya mengge
*
r penjelasan dokter dengan sesekali melirik kepada Becca yang terbaring di ranjang emergen
Willson diperbolehkan untuk pulang setelah
sebelum dia beranjak untuk mengurus administr
sebenarnya, karena dalam situasi seperti ini, ia justru tak bisa berhenti untuk tidak tersenyum. Tindakan imp
ong obat itu, Becca segera menegakkan badannya dan meraih kantong itu; menjejalkannya pada tas yang tergel
rren. "Kau butuh kursi roda
angan mereka bertemu, sentuhan tangan dari Becca membuat Derren menger
Aku bisa jal
menariknya dan berdehem pelan. Perlahan, ia berdiri dan berusaha untu
" tanya Becca setelah mereka
tuk menyelami pikiran wanita yang ada
di pada orang lain." Becca mengatakannya denga
ara wanita itu juga yang telah melompat di depannya dengan tiba-tiba saat para gerombolan preman tadi menghunus
damu," jawab Derren, sambil menginjak pelan
pas?" Becca beru
u benar-benar wanita yang aneh. Bagaimana bisa kau melompat be
k akan pernah bisa diterima oleh akal sehat mana pun. Lagipula Derren tidak akan
harus melindungi orang lain. Dan kebetulan aku m
ren tidak akan mengingat dirinya di
n tidak masuk akal yang baru saja dilontarkan oleh Becca. "Kau gila?
itu bukanlah hal yang menakutkan. "Setidaknya aku
an mobilnya tenang. "Aku tidak tahu masalah apa yang ada di hidupmu, tapi jangan pernah
n tentang pandangannya terhadap kehidupan. "Baikla
rt? Kau tahu
pada Becca. Lagipula, tidak ada yang tahu bahwa dirinya juga seorang dosen profesor selain profesi utamanya sebagai CEO dari
na tanpa sadar kelepasan bicara. Berpura-pura bodoh
iah di S
basah. "Aku berada di kelas
ntuk mengingat sosok Becca di kelasnya.
saja, aku selalu berada di paling ujung dan tak terlihat.
kawasan perumahan, temp
u adalah tahun lalu, dan kau ma
rena itu, responku bertindak lebih cepat dari otakku saat meliha
agar. Setelah menarik tuas rem tangan, ia menoleh pada Becca dan menatapnya den
n cara berpikir wanita itu, dan juga bagaimana cara ia berbicara padanya,
minta maaf padamu karena gara-gara aku
k menyesalinya. Come on, bagaimana bisa ia menyesali tindakannya jika kare
ntuk mampir, tapi kau pasti sedang dalam jam sibuk." Becca hendak membuka pin
ia paruh baya berpawakan gendut. Keduanya saling berteriak, dan berakh
ng tuamu?"
lau ketakutan yang tiba-tiba menyebar di dalam dirinya. Derren menyadari hal itu, keningnya kembali mengeruerti itu, anggap saja kau tidak pernah meli
l. Tidak ada alasan, bahkan pria itu juga terkejut dengan tindakannya s
i. Badannya dicondongkan sampai di depan Becca yang ma
t, ketakutannya teralihkan dengan ti
tanpa menoleh lagi pada Becca.