Never Ending Pleasure
agipula aku tidak akan
en. Kedua matanya sedikit memicing, menautkan alis tebalnya yang terbentuk alami. Pintu besar terbuk
Becca. "Sebut saja aku terlalu sibuk. Nah, Becca... karena aku tahu kau merasa tidak nyaman ji
baginya. Pada situasi normal, ia hanya perlu pulang pergi dari rumah ke kampus. Berusaha untuk t
mulai terasa menyiksa. Terlalu banyak bergerak bukanlah anjuran dokter saat mempe
?" tany
ruang tengah dengan interior super mewah. Suasana klasik yang tak akan pernah dimakan zama
ya yang terlihat besar dan megah. Saat ini ia merasa sedang berada di dunia yang berbeda, Becca ba
tmu harus dirawat dengan baik, bukan? Kurasa orang tuamu lebih sibuk bertengkar." Derren duduk di sebel
g berantakan pada pria yang ia sukai? Tidak, itu akan membuat nilai dirinya jad
gan di bawah ucapan Becca. "Kau tidak lupa deng
gi yang selalu menjadi dosen tamu rutin di kampusnya, setidaknya sampai tahun lalu. Indik
h sosok pria yang jenius. Bagaimana bisa dia meraih gelar profesor di umur semuda ini, da
enapa kau menatapku seper
ah, ia termasuk tipe orang yang cenderung berucap dulu sebelum memikirkan
n kedua alisnya
patkan gelar profesor, sementara kau juga seorang CEO di sebuah perusahaan besar. Bagaimana bisa? I
an tubuhnya lebih dekat ke arah Becca. Jujur saja, ia terus terkejut dengan apa yang te
pat begitu saja di tengah-tengah preman yang membawa pisau, ia juga mulai menyadari bahwa dirinya terlalu bodoh untuk menahan mulut
rkenal di kampus? Aku mendengar banyak
hal, salah satunya adalah tentang Derren Lambert. Dan tentu saja ia sebagai ter
g diriku yang digosipkan para anak muda seperti kalian. Tapi, jangan mengal
ga saat Derren menarik tubuhnya; memberi ruang bagi Becc
uar lagi bagi Becca untuk saat ini. "Pertama, panggi
nkan selama ini akan selalu ia dapatkan.
. Bahkan Dad jadi sering memukul Mom. Setiap bertengkar, mereka selalu mengatakan kalau aku adalah anak pembawa sial. Mom yang awalnya selalu melindungiku, sekarang jadi ikut menyalahkan dan mem
gan ayah angkatnya yang beberapa bulan terakhir mulai memukulnya. Jik
ara naluri, ia menepuk pelan pundak Becca untuk menenangkannya.mi hari ini, masih saja ditambah dengan perkataan konyol dari seorang pria yang ia sukai
i membuatnya tidak nyaman. Bagaimana bisa pria yang bisa d
g telah menyelamatkan nyawaku." Derren menden
ikirkan. Memalukan! Bisa-bisanya cara berpikirnya bisa ser
r. Sikapnya sendiri terlihat sangat bebeda dengan biasanya. Selama bertahun-tahun ia merasa tidak ingin dekat dengan w
awaranku?" Derren b
pasti ia akan bisa bebas memandang wajah tampan itu setiap hari. Namun jika ia menolaknya, apakah ia telah melewa
enolakan itu membuatnya menjadi lebih tertantang. Pesona seorang Becca tidak main-main. "Hutang budi? Akan i
i Derren yang saat ini seakan sedang menguliti dirinya. Seharusnya, Becca ta
akan memperlakukanmu dengan san