Never Ending Pleasure
nya yang mulai naik ke pusat logika. Ia memang menyukai pria yang sed
, maksudku Derren. Aku... seper
hanya terlintas tentang bagaimana caran
an wanita itu, sangat dekat. "Lukamu akan bertambah p
ba untuk menelusup, tapi segera dihentikan karena akal sehatnya tel
oporsional dengan wangi musk yang sejujurnya selalu
nada yang seakan ingin memakannya bul
pi aku bukan wanita seperti itu, De
Kenapa juga ia harus mengucapkan kalimat bodoh seperti itu pada Becca. Di mana letak alpha aura yang selama ini melekat di dirinya? Menyedihkan
*
bertengkar selama beberapa menit, selanjutnya saling diam sambil m
membuka pintu, mengendap tanpa bersuara; berjingkat-jingkat laya
ru seorang pria bersu
enyembunyikan gemetar yang tiba-tiba datang. Badan langsingnya ber
nggi. Tamparan keras mendarat pada pipi Becca, menciptakan
embawa sial!!" Tak puas hanya dengan menampar, Jhon
ca, luka di perutny
kontrol. "Pergi!! Gara-gara
ng telah bersimpuh di lantai, namun segera terhenti saat seseorang menangkap tang
an rahang mengetat karena menahan rasa terama
menatap Derren yang semakin menarik tangan pria itu sa
renggut nyali Jhon Willson. Tak hanya sorot tajam, pria paruh bay
uara berat Derren terdengar mematikan. "Tak peduli anak kandungmu atau bukan, buk
on masih bersusah payah untuk melep
l yang berhubungan dengan Becca akan menjadi tanggung jawabku. Sekali lagi kau menyentu
makin mengencangkan tarikan di tangan pria paruh baya itu, sampai akhirnya
menuruti ucapanku saat ini. Dan jika kau melanggar janjim
menoleh pada Becca, wanita itu masih menatapnya ngeri. Sosok baru lagi yang ia temukan di diri pria yan
gi, pandangan Becca telah menggel
di wanitaku saja. sekarang aku
. Mulai saat ini, tak ada lagi Rebecca Willson. Wanita c
*
ni
tubuhnya yang nyeri saat ia mencoba untuk
r ke seluruh ruangan. Tak mungkin ia berada di rumah sakit. Ruangan in
ulutnya. Tamparan ayah tirinya benar-benar penuh tenaga. Mu
merasa le
irunya terlihat lebih terang dari tadi. Meskipun begitu, Becca masih men
di sebelah ranjang Becca dan duduk di atasnya. "Karena kurasa kau akan lebih nyaman jika dirawat di sini
aan Becca setelah semua hal yang ia lalui hari
Becca hanya menanyakan itu setelah puluhan pe
mentara kedua matanya menatap lembut pada Becca. "Lalu aku harus membiarkanmu mati di tangan ayah
ia tak memiliki tempat lagi untuk dituju. Sejujurnya, ia tadi semp
na saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan." Becca menun
Kau bisa tidur di mana saja, kan?" De
ria di depannya saat ini? apakah itu tindakan yang wajar pada wanita seumurnya? Bahkan jik
nsion ini ke kampus terlalu jauh. Aku kesulitan untuk mengejar bus kalau ti
aget tiap kali dirinya mendekat. "Kau tidak perlu membayar. Justru aku akan me
artinya, ia terlepas dari kutukan keluarga ang
ngembang separuh di sisi kiri. "Kamar ini adalah milikmu, rumah ini bisa kau anggap rumah