Anak Rahasia Sang Presdir
ah waktu yang sudah memasuki jam makan siang. Restoran itu terkenal dengan makanan daging panggangn
itu justru berjalan menuju pintu keluar. Ia baru saja
munan para pengunjung. Sayangnya, karena terlalu sibuk memperhatikan jala
r
!" peki
langi jalannya. Ia menunduk untuk memeriksa hal itu. Pupi
depan Saka. Wajah Saka mendadak pucat saat menyadari jika dirinya adalah penyebabny
iapa yang menabraknya. Matanya semakin berkaca-kaca saat melihat sosok tinggi menjulang di dep
ng keras. Namun, suara rintihan itu tidak berlangsung lama. Ia dengan cepat berdiri
mu, Paman," ucap anak kecil
as panjang. "Di m
denganku." Alis anak itu mengernyit tajam. "Mama, sih, tidak berpegangan tangan denganku, jadinya Mama menghi
. Biasanya, ibulah yang kehilangan anaknya, tetapi anak di hadapannya i
jongkok dan mensejajarkan matanya dengan
itu dengan tegas. Ia sudah tidak
a kenal sedang menoleh ke sana kemari, seolah sedang mencari sesuatu. Saat matanya dan mata
membuat Anda menunggu lama, Presdir," u
eberapa klien. Rencananya, Saka akan beristirahat di dalam mobil sembari me
ng berdiri di sebelah Saka. Anak itu tampak dekat dengan Saka, padahal
esdir?" tanya sekre
braknya saat keluar dari restoran," jawabnya sambil melirik Felix y
terkejut melangkah mundur satu kali. Tangannya bergerak seolah ingin menggapai seseorang di sebelahnya
namamu? Apa kamu tahu di m
apa saat yang lalu. Dia sepertinya lupa tidak memega
amu?" tanya Nichole sekali lagi. "Mungkin Paman bisa men
selnya dan menghubungi orang tua Felix
t rumah kami, tapi aku belum hafal," ucap Felix dengan wajahnya yang sendu. "Seharusnya
"Lain kali jangan lupa hafalkan, ya!" Nichole m
harus segera kembali ke kantor sebelum jam makan siang berakhir. Namun
, bagaim
dia, berikan pada satpam atau polisi,"
. "Tega sekali Anda, Presdir! Mana mungkin kit
rikan kepada pihak keamanan. Belum sempat ia membalas perkataan Nich
?" Felix bertanya dengan mata besar dan berk
ha keras menahan tawanya. Saka terdiam. Tiba-tiba, Nichole ikut berdiri di sebelah Felix da
terserah k
e kantor? Nanti kita bisa cari informasi di kantor!" Belum sempat Saka menjawab, Nichole kembali berjong
anggah Saka. Namun, Nichole seper
lix bersemangat sambil meng
senang ia pun mengangkat Felix dan menggendongnya
g yang tidak mendengarkan ucapannya itu. Beruntungnya, Nichole memang sangat dekat dengannya meski Nichol
*
na kemari. Beberapa orang menabrak badannya karena wanita itu tidak memperhatikan jalan dengan
mu melihat anak ini? Dia memakai baju sailor berwarna coklat dan putih," tanyanya
ak melihatnya,"
lnya itu. Napasnya memburu karena kelelahan, tetapi sudah l
ah satu pengunjung yang ada di teras restoran. "Permisi, apa kamu lihat anak
ertinya saya tadi lihat ada anak ini di sekitar sini. Kalau tidak salah, dia pergi dengan dua
ing. "Ya ampun, Felix! Mama kan sudah bilang untuk tidak ikut dengan orang asing," gumam Ar
sana. Beberapa orang mengatakan hal yang sama dengan pengunjung
k kunjung menemukan Felix. Ia takut dua pria yang memba
ang, Ariana pun memutuskan untuk menelp
*
ota itu. Presdir dari perusahaan yang berada di gedung i
ati menampilkan raut terkejut di wajah mereka. Bagi mereka, adanya anak kecil di gedung adalah hal yang ti
uk menghibur Felix. Makanan dan minuman itu, selain terlihat manis, tetapi juga berwarna-warni, sangat kontras
le pada Felix yang tengah asyik memakan roti pelang
ak salah, usianya 28 tahun, soalnya minggu lalu Mami Alice kasih kue ke Mama, ada lil
olosnya. Nichole hanya memasang senyum
anjang dan bergelombang. Eh, tapi kadang rambut mama juga bisa berubah jadi lurus, aku meli
um. Akan susah jika mencari orang dengan ciri-ciri itu. Saka yang sedari
ak ingat di mana rumahmu?
ua hari yang lalu, jadi aku tidak hafal tempa
mereka belum menemukan jawaban yang tepat. Tiba-tiba, pandangan Nichole teralihka
leh tahu isi tasmu
sambil berkata, "Aku dapat ini dari temanku wakt
, ba
, beberapa miniatur mobil-mobilan, botol air minum, pensil warna, dan yan
x. Banyak coretan-coretan khas anak kecil. Namun, akhirny
erbentuk bintang krystal bening. Di dalam binta
da itu. Seketika, matanya melebar setelah berhasil mengingatnya. Kenan
g aku berikan lima tahun
mbung