Anak Rahasia Sang Presdir
rystal itu ia pesan dengan bentuk yang ia inginkan, ja
patkan benda itu?" ta
jawab, "Ini punya Mama. Kata Mama, Papa lah yang member
mendadak kacau. "Apa ... kamu ta
di, aku belum pernah bertemu dengan Papa sama sekali. Mama menyimpan ini, tapi
usiamu?" tanya Saka men
t empat jarinya
l tersebut pada wanita itu. Seandainya upaya mereka berhasil kala itu, maka usia anak dalam kandungan wani
ang Felix sebutkan juga rasanya tidak sesuai dengan yang ada d
a mencari informasi lainnya. Ia pun tidak sengaja menemukan sebuah t
elepon mamamu, F
u. "Oh, iya! Ini nomor Mama! Aku i
li ke rumahnya. Dengan cepat, ia pun segera menghubungi nomor yang ada di sana
uang kerja Saka. Nichole pun dengan sigap membuka pintu tersebut dan berbinc
pa Felix benar-benar
hole dan memberikan jalan untu
etika masuk dan mendapati
Felix membuat anak itu terlihat semakin menggemaskan. Felix pun turun dari sofa d
am
. Dari tempatnya berdiri, ia mengamati sosok Ariana dari atas h
wajahnya dengan pasti, namun ia masih ingat betul warna dan bentuk mata wanita itu. Iris mata
melupakan mata wanita itu meski sud
lix. Nichole pun juga mendekati mereka. Menyadari hal itu, Ariana
uga Nichole. "Terima kasih, terima kasih banyak sudah menyelamatkan anak saya! Saya
tu sangat bersyukur bisa menemukan Felix dalam keadaan baik-baik saja. Tadi, ia sudah berpikir macam-macam dan m
kakinya. "Felix, cepat ucapkan terima k
un ikut membungkuk. "Terima kasih
hadapannya itu. Namun, ia mengabaikannya saat mendengar dehaman kecil dari
disebut Paman Tam
kirkan sosok Ariana di depannya. 'Apa
anak yang tenang dan pintar. Kami jadi tidak merasa risih," ucap Nichole dengan hangat. Ia
nnya pada Felix. "Bukankah kita berdua juga sudah menj
bisa berbicara dengan semua orang. Andaikan Nichole tidak bekerja sebagai tangan kan
isegani oleh siapa saja. Orang-orang akan berpiki
berkata, "Syukurlah kamu baik-baik saja, Felix! Apa kamu tidak tahu kalau mamamu panik waktu kamu hi
lice." Lalu, ia beralih pada Ariana
x sudah ditemukan. Ia menatap Saka dan Nichole. "Kalau begitu, kami izin pamit pulang.
ari toko terkenal pada Saka. Namun, pria itu tidak kunjung mengambilny
dahal Anda tidak perlu r
antor yang awalnya berwarna akibat kehadiran Felix itu pun kembali sunyi dan terkesan kaku. Kebanya
tentang wanita bermata hazel itu. Tidak dapat dipungkiri, kemun
ai pekerjaannya, "Cepat kamu selidiki latar belakang Felix dan ibunya
. Ia tentu saja keheranan karena sikap Saka yang mendadak
h lanjut. Menurutnya, ini bukan saat yang tepat. Jadi, d
*
Felix merasa nyaman berada di sana. Apalagi, Ariana terlihat senang dengan apartemen barunya, Felix juga mera
g tengah. Apartemen Ariana memang tidak terlalu b
barunya?" tanya Alice memecah keheningan. Ia sebenarnya berusaha menahan t
juga ketemu sama Paman N
engar bagaimana Felix memberi julukan pada salah satu dari
nggi juga! Terus, aku dikasih kue enak! Katanya itu dari Paman Tampan,
itu. Ariana pun ikut bertanya, "Bagaimana
n Tampan tidak marah sama aku. Terus, Paman Tampan juga yang bolehin a
sa membiarkan anaknya membu
ah pergi. Lain kali kalau Mama bilang kamu harus diam di tempat, kamu tidak boleh ke mana-mana! Kalau kamu ti
an cemberut. Matanya pun berkaca-kaca seolah akan menang
*
duduk di sofa yang ada di kamarnya. Ia melepaskan dasinya dan menghela napas panjang. Sembari ber
. Menurutnya, mencari latar belakang Ariana dan Felix rasanya tidak cukup dan ia pun tidak bi
ponselnya. "Ada yang ingin aku bicarakan dengan Anda. Ini mengenai
mu bilang jika wanita itu tiba-tiba kabur dan kamu tidak bisa m
mbung