Mahligai yang Ternodai
gu kem
n dari ibu mertuanya yang mengabarkan bahwa Reza sudah siuman.
engetahui dia belum bisa kasih keturunan sampai hari ini. Mama Rissa yang dulu awalnya baik luar biasa lenyap entah kemana. Ditambah lagi ibu mertuanya itu tahu jika Reza kece
bis menangis. Ya, hampir seharian ini Nazwa menangis di mushola, mengadu kepada Allah atas sulitny
i gimana, sih? Suami sakit bukannya
at tidur, dia memaksakan senyum. "Maaf, Ma. Tadi aku
udah sadar. Dari tadi kami yang jagain dia. Sekarang giliran kamu jagain dia, ya. Mam
Ma." Nazwa
suamimu baik-baik. Kalau ada apa-apa beritahu
asih memperhatikan pintu yang ditarik oleh mertuan
buah yang disertai kartu ucapan 'semoga lekas sembuh' di atas nakas. Barang-baran
Dan sampai hari ini batang hidung perempuan itu tidak
ang masih terbaring di te
si samping ranjang rumah sakit
erlihat bengkak, perempuan itu pasti banyak menangis. Dia pun lantas teringat dengan N
ucap Nazwa lagi sambil menilik tubuh
bergerak memegangi pipi istrinya. "Matam
uat Nazwa kembali teringat dengan adegan kemesr
" tanya Reza lagi.
i dan menyenangkan. Tapi kali ini, Nazwa tidak se
nya dari wajahnya. "Kamu sendir
Dia tahu di
ang sedang sakit. Hingga kalimat itu tertahan. Dan wanita itu hanya bisa terisak lagi dengan bibir bergetar dan memegangi pipinya yang basah air mata. Dia tak bisa menyembunyikan kecemburuan dan rasa
n maaf Reza itu menyiratkan kalau
kamu selama ini se
kan semuanya, Sayang
gi. Tak kuasa menahan gejolak emosi yang dia tahan sejak tadi. Lalu ekspresinya berubah kala t
Sayang." Rez
u ap
srah. "Tuhan sudah menghukumku. Kum
besar, Mas! Kamu udah punya pasangan halal, tapi kamu masih mencari y
lirih Reza. "Aku
rempuan itu sekarang, bisa? Jangan hub
ab pertanyaan Nazwa bahwa suaminya ti
sampai tahu masalah ini, ya. Biarkan semua terlihat baik-baik saja." Rez
"Tenang aja kok, Mas. Aku nggak akan membeberk
yum. "Makas
Papa dan Mama. Jangan mentang-mentang selama ini aku selalu baik ke kamu dan diam
a." Lagi, hanya itu y
u jelasin apa salah aku sampai kamu
*