My Dearest One
dari tiga tahun yang lalu. Ya, Danessa sudah mengikuti mata kuliah ini dari tiga tahun yang lalu. Entah kar
a. Karena wajah-wajah mereka selalu berubah tiap tahun. Han
un teman sekelasnya nanti. Eit... kecuali satu orang. Gadis berkacamata yang
uk melihat jalan di depannya. Sesaat gadis itu celingak-celinguk mencari tempat yang ia rasa cocok dan
ca matanya dengan gaya terhormat dan membuang muka begitu saja. Tak sampai di situ, gadis itu kemudian memutar tubuhnya untuk mencari meja yang
ta jaman sekarang sangat menyukai tipe pria keren dan humoris! Kau pasti
al mendengar ucapan pria yang baru saja memasuki kelas sambil merang
ar lebih keren." Oh rupanya pria itu masih asyik berceloteh
ku Da
ya i
am mengkilat. Memasang earphone dengan warna senada dan memainkan musik dengan volume maksimal. Back to December
ki dan menopangkan keduanya di atas meja
ungkus permen karet dan mengunyahnya dengan terlampau semangat hingga beberapa
menyesuaikan dengan cahaya yang masuk, Nessa melihat pria itu kini tengah berdiri di depannya. Pria yang tadi menjadi lawan bicara pasif bagi pri
ucapkan pria itu, ia hanya melihat dari gerakan bibirnya.
hwa di mulutnya masih ada permen karet. Untu
embuat balon dan meledakkannya. Seperti itu terus hingga pria di depanny
balon, meledakkan dan secara
li memegang leher, wajahnya bahkan sudah memerah karena tenggorokanny
gsung menyerahkan sebotol air mineral yang
i, membuka earphone, jaket dan mengipasi badannya yang terasa gerah. Nafasnya masih menderu satu-sa
harusnya kamu mengu
. Terimakasih bukanlah kata yang
tidak bi
AK
nnya di meja. Terasa sakit namun Nessa jela
a, Nessa bergegas melangkah ke luar
suki kelas, memandang dengan frustasi ke arah mahasiswanya
lu
agal tiga tahun d
enganmu tiga tahun lagi Mr." J
ada lagi balasan karena Nessa m
aru saja menelan tubuh Nessa. Pandangan pria yang berusia awal
nghela nafas. Yah... Ini baru awal semester, wajar jika mereka heran.
tasi Nessa di kampus ini. Namun mereka jelas tidak menyangka