My Dearest One
. Matanya sesekali mengerjap karena terkena paparan langsung sinar matahari, h
lipat di belakang kepala, matanya sengaja ia pejamkan untuk menghindari kemungkin bersin yang lebih
ngkuk di atasnya. Pria itu masih seperti terakhir kali Nessa melihatnya. Auranya begitu kuat dan se
a yang hanya dijawab deng
ku?" sosok itu beranjak dan duduk di sebelah Nessa. Nessa b
nginnya iku
a kamu satu-satun
ki Ibu dan Ayah, mau ka
bagaimana hubunganku dengan mereka. Mereka adalah
i dengan mereka. Kalau mereka memang
aha mendekatkan diri? Sedangkan mereka s
u tidak kalian akan tetap seperti ini. Sama-sama saling tak mau mengalah dan saling m
ukankah satu-satunya orang yang haru
ku
iba-tiba pergi
edua tangannya ke belakang, menopang
as sekarang?" sungut pria itu sambil
asme seorang anak kecil. Pria itu tersenyum melihat
membawaku ke sana?" pria yang dipanggi
Dan itupun bukan aku yang akan menjempu
e tempat yang satunya?" tanya Nessa nyaris
Nessa dengan jari telunjuk, "bukan begitu
Nessa b
mendongak dan mendapati tetesan-tetesan air hujan yang semakin lama semakin deras. Nessa t
Aneh sek
_____
posisi semula, berbaring telentang dengan lipatan lengan sebagai bantal. Gadis itu melihat se
unggung. Melangkah dengan santai. Teramat santai, sama se
tak mungkin baginya untuk melanjutkan kuliah. Meski dia tak basah kuyup sekal
meja yang ia kenakan. Kemudian menstarter mobilnya. Dua kali, tiga kali hingga lima kali, mobil itu sama sekali tak
edikit ingin berma
jalan hanya untuk menunggu taxi. Namun dalam otaknya, ia sudah memiliki banyak renc
, jadi ia tak perlu repot-repot mencari tempat berteduh. Nessa merasakan getaran dari tas pun
my is ca
asanya sang ibu yang super sibuk dan cuek itu menelpon
s M
saja berangkat ke luar kota karena tiba-tiba saja ada urusan mendesak
pot untuk menelponku. Bahkan sekedar menelpon sa
h melesat dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Kaca depan mobil it
n tentang siapa yang berani menyentuh
u getir seperti yang kalian bayangkan.
ntam tubuhnya, Nessa bisa merasakan tubuhnya berguling beberapa kali. Mera
. Namun Nessa merasakan sensasi yang aneh. Aneh namun terasa h
bola mata sewarna madu yang tepat berada di bawahnya. Ya
kan sehangat ini. Nessa lagi-lagi tersenyum. Senyum yang membuat pria itu mengerutkan alisny
n, jadi p