My Dearest One
kan dengan lemah pada kaca jendela. Tatapan matanya menerawang, tak jelas apa yang tengah diperhatikannya kin
__
nya gadis itu dengan nada
, dia hanya menanya
u naif! Kamu tak tahu dia itu mengincarmu? Sekali lagi
__
h..
tuh keningnya ketika satu lagi kepingan
yang selalu ditujukannya pada diri sendiri. Nam
ntu berderit pelan. Seorang pemuda tampak berdiri dengan sa
oda dekat jendela, gadis itu tampak sedang memegang kepalanya sambil sesekali meringis pelan. Melihat pemandangan
nya sambil meraih wajah gadis itu
rasa sakitnya akan sedikit berkurang, namun jelas itu pemikiran yang bodoh. Karena bukanny
lebih menyakiti dirimu sendiri. Sebe
aku. Kumohon..." Nessa memejamkan mata m
nnya bahkan merasakan kedua tangan itu b
kan pernah terlihat selemah dan semenderita ini. Nessa yang dulu adalah gadis keras kepala, somb
cukup. Davin sudah tak
i. Davin kemudian ikut naik ke atas ranjang dan merengkuh Nessa ke dalam pelukannya. Mengusap kepala gadis itu de
m, karena Davin jelas telah berkali-kali mengingatkan agar
kata yaitu sakit dan nyeri, dikelilingi oleh banyak orang namun tak ad
unya. Siapa namanya? Siapa orang yang sedari pertama kali dirinya membuka mata, selalu men
tu dapatkan hanyalah rasa nyeri yang berdentam, seakan memukul-mukul kepala
h sakit, itulah kesimpulan nama ruangan ini jika dilihat dari suasana dan segala hal yang berada di dalamnya. Da
i depannya. Davin, orang pertama yang langsung mendatangi dan menggenggam tangannya ke
" hanya anggukan sebagai jawaban da
enghiasi wajah tampan itu entah mengapa menguap begitu sa
pria itu berusaha mengalihkan pembicaraan. Demi apapun, Davin
upa gambaran samar, tapi aku yakin, sebentar lagi ingatanku akan kembali d
ncintai pribadi kekasihnya saat ini dari pada yang dulu. Priba
kenapa m
n wajahnya itu seakan memaksan
itu dan menggenggamnya dengan erat samb
lebih menyukai dirimu