My Dearest One
an menempel begitu erat di punggung Davin. Kedua lengannya memeluk leher pria itu dengan erat bahkan hampir membuat Davin tak bisa bernafas. Berkali-kali Davin memintany
nya, ketiga kalinya, gadis itu menggerutu. Dan keempat kalinya, sekaligus puncak dari segalanya, Nessa la
na, dengan diam dan tak memprotes apapun yang Nessa lakuka
a akan ke mana?
g beban yang sama sekali tak bisa dikatakan ringan, ditambah bonus cekikan maut yan
u-maunya menggendong ratu kegelapan ini, padahal jelas-jelas gadi
n sampai." Ujar Nessa santai sambil memilin-milin
jawab seperti itu, tapi nyatanya sampai sekara
ia tuju sudah terlihat di depan mata. Sebuah kios pen
emangat sambil menghentak-hentakan kakinya di pinggul Davin. Sepert
ke sini." Seorang wanita paruh baya langsung menyapa Ness
, bibi pasti tahu inilah satu-satunya tempat yang bisa membuatku merasa nyaman, meski hanya s
khirnya beranjak untuk mengambil buket bunga li
asanya kamu datang sesore ini." Pandangan bibi penjaga kios itu lalu mengara
ita itu dengan usil, padahal jelas-jelas
elewat ceria. Sedangkan Davin hanya melotot horror men
n, ba
Kan kamu yang membeli
ki gentle itu, harus rela membayari apapun
anjaan wanita di muka bumi ini?" Danessa langsung menatap Davi
about?!" jawab Davin sinis de
lah sebuah tarikan yang keras di lengan kanannya, dan kini ia sudah mendapati diri
ernah menentang ucapanku jika kamu ingin selamat. Aku bisa mematahkan tulangmu hany
adis itu dengan mudah bisa menjatuhkannya begitu saja, bahkan tanpa ia sadari. Nessa tersenyu
itu dengan nada ceria dan senyuman super manisnya. Saat itulah Davin menyadar