My Dearest One
. Semilir angin sore sesekali menerbangkan helai rambut hitamnya yang tergerai bebas, membingkai dengan sempurna wajah mungil yang selalu membuatku tak pe
asa bahagia ketika gadis yang kucinta kehilangan seluruh memori di otaknya. Mau bagaimana lagi? Ini semua k
Jauh berbeda dengan dirinya yang dulu. Meski pada kenyataannya, mau seperti apapun sikapnya, cintaku ini hanya akan teta
rena terlalu sibuk mengagumi sosoknya, aku bahkan tak sadar sejak kapan kedua kakiku te
mata sejenak, menikmati semilir angin yang sayup membawa serta wangi tubuhnya. "Sepe
gi pandangan. Tanganku dengan refleks --yang lebih karena terbiasa, ikut menyelipkan beberapa anak rambutnya ke
Mulai dari cokelat tua yang diberi sentuhan warna merah disetiap ujungnya, pink cerah yang membuat siapapun yang meliha
mit seperti, 'kenapa warna rambutku seperti ini?' tidak akan keluar dari bibirnya. Aku pasti akan kebingungan setengah mati jika dia bertanya seperti itu.
aannya. Bagaimana mungkin ada seseorang yang bisa kehilangan seluruh memori otaknya? Apakah itu berarti dia juga lupa bagaimana caranya berjalan
merespon ketika aku menggenggam tangannya dan memanggil namanya berkali-kali. Dan ketika satu pertanyaan ke
uara lemah dan pandangan kosongny
hal apa saja yang sudah terjadi di antara kami. Sejak saat itulah kebohongan demi kebohongan
egalanya saat ini? Aku akan melakukan apa saja untuk mengikat hatinya selama kesempatan ini masih ada. Aku akan memperbaiki semua kesalahan yang pernah kulakukan padanya.
alu, sama sekali tak sebanding dengan seberapa besar cinta dan kasih sayang yang kucurahkan untuknya saat ini.