Sepasang Satria Piningit
ntuk bermain. Syams terus belari sambil menendang bolanya. Ketika tiba di depan rumah Wolter, bolanya tak sengaja memasuki rumah teman
ambil bolanya itu. Bola yang tak sengaja berhenti tak jauh dari tempat duduk Wolter itu membuatnya menjadi s
di atas meja ketika tak sengaja melihat Syams berada di rumahnya. Dengan sangat kesal i
ya sehingga kamu ingin pamer bahwa semua t
a masuk ke rumahmu. Lagi pula, aku memang belum mengerjakan tugas sekolahku. Kalau kau memang mau mengerjakannya di siang
waktu untuk bermain?" tanya
a tugas sekolah yang menumpuk. Kamu pasti tidak akan mempunya
ulu. Terima kasih telah mengizink
musuhinya selama ini. Sementara itu, Wolter tak mengerti tentang sikap aneh yang ditunjukkan Syams padanya. Ia sungguh tak menyangka bahwa ia akan melihat Syams terse
tak pernah merubah sikapnya. Ia terus bermain dan bermain tanpa menyeimba
ngan jantung yang berdebar-debar. Ayahnya itu memperhatikan raportnya dengan seksama. Sehingga membuatnya mera
diri dari tempat duduknya dan mengarahkan pandangan matanya yang tajam itu pada Syams. Tubuh Syams pun mulasar di rumah ini. Berani sekali kau mencemarkan nama baikku dengan kebiasaan burukmu itu. Ini tid
ik dan berkata, "Sudahlah, jangan memarahinya seperti itu! Dia hanya anak-anak. Maafkanlah dia. Aku yakin dia pa Maryam. Kemudian ia berkata kepada istr
ustru karena dia masih kecil dia harus dihukum agar di
ms. Kemudian ia melanjutkan perkataannya, "Maka dari itu, akan kuputuskan sebua
awab Syams denga
bisingan yang tengah terjadi di ruang tamu tersebut. Namun mereka tak berani u
kan pada Syams?" tanya Ai
ak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi p
mua barangnya ia langsung menuruti perintah ayahnya itu. Ia memasukkan semua pakaian juga barang-barang kecil yang ia cintai ke dalam tasnya. Ia juga me
upa tangan kanannya memegang sebuah koper. Ia kemudian mentup pintu kamarnya dan ber
angnya. Maryam tak mengerti tentang maksud sang suami memberi perintah seperti itu pada putranya. Ia pun bertan
ingin kuperbuat pada anak nakal itu," ucap Malik
etahuinya juga. Aku i
saja!" ucap Malik
seketika. Ia tak dapat berbuat apa-apa lagi untuk mencegah Malik membawa Syams ke tempa
berdetak semakin kencang melihat putranyaitu telah kembali menghadap Malik. Tidak tahu apa yang dilakukan Mali
n Syams. Kemudian ia menyeretnya keluar dari rumah. Mar
sa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi memperhatikan dengan seksama apa yang tengah dilakukan oleh Malik terhadap Syams. Sejenak ia mem
sebut dari tangga, langsung berlari mendekati Syams. Mereka tak berani untuk mel
i menjalankan mobilnya itu. Dengan segera, Halim mengayunkan ada tangan kanannya pada Maryam untuk memi
lungnya itu. Sementara Nashir, Aziz, dan Aisyah hanya terdiam di tempat mereka berdiri. Halim kembali me
? Apa yang ingin Apak lakukan padaku
! Nanti kau juga akan mengetahuinya
yams yang langsung m
untuk dapat memastikan keadaan adik bungsunya. Jantung Maryam semakin ber
ja apak menghukum anak nakal itu! Dia memang pantas mendapatka
asihan pada anak yang telah membuat hidup kita merasa san
bicara! Jangan sampai Halim kehilangan konsentrasinya hanya karena kalian. S
mak saja," jawab Nash
tersebut. Ia lalu membuka pintu dan kembali meraih tangan kanan Syams seperti sebelumnya. Dengan tangan kasarnya itu, ia mengeluarkan Syams dari dalam mobilnya. Kemudian ia me
masuki sebuah panti asuhan. Mereka tak dapat mempercayai apa yang sedang mereka saksikan itu. Rasa khawatir dalam
lakukan pada Syams di panti asuhan ini?"
a apakmu itu! Ayo Nashir, A
mak," jaw